DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
i
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI
iii
BAB
1.PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1-2
C. Tujuan Program 2
BAB 2.PEMBAHASAN 3
A. Definisi Infrared
Rays 3
B. Fisika Dasar Infrared
Rays 3-5
C. Biofisika Infared
Rays 6
D. Neurofisilogi Infrared
Rays 6
E. Efek Fisiologi & Terapeutik Sinar Infrared Rays 6-7
F. Indikasi, Kontraindikasi & Bahaya-bahaya Infrared Rays 7-8
G. Metode Teknik Infrared
Rays 8
H. Pengaplikasian Infrared
Rays 8-10
BAB 3. PENUTUP 11
A. Kesimpulan11
B. Saran11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sinar adalah
gelombang elektromagnetik yang dapat melalui ruang hampa udara (tanpa
medium).Berkas sinar dapat berjalan sejajar, mengumpul (convergen) atau menyebar (divergen),
dan merupakan gelombang elektromagnetik yang tampak.
Gelombang
elektromagnetik yang berbentuk sinar infra red akhir-akhir ini sangat populer
dalam dunia kesehatan khususnya fisioterapi. Dimana sinar infrared yang dipancarkan pada gelombang tetentu dipercaya dapat
membantu proses penyembuhan beberapa penyakit.
Dalam
terapi sumber fisis dengan menggunakan sinar dapat digunakan infrared.Sinar infrared bila dilihat dari susunan spektrum sinar (hertzian, inframerah, merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, ungu, ultraviolet,
ritgment, j, cosmic), terletak diantara sinar merah dan hertzian.
Sinar infra
merah, selain berasal dari matahari, dapat pula diperoleh secara buatan dari :
1.
Bantalan Listrik
Bantalan listrik, lampu nonluminous infrared, lampu-lampu pijar akan mengeluarkan
sinar-sinar infra merah gelombang panjang, pendek, dan sinar visible.
2.
Karbon Pendek
Karbon pendek akan mengeluarkan sinar infra merah yang
disertai sinar visible dan juga sinar
ultraviolet.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan infrared?
2.
Apa saja fisika dasar dari
infrared?
3.
Apa saja biofisika dari infrared?
4.
Bagaimanan
neurofisiologi dari infrared?
5.
Apa saja efek
fisiologis dan terapeutik dari infrared?
6.
Apa saja
indikasi, kontraindikasi dan bahaya-bahaya dari infrared?
7.
Bagaimana metode teknik infrared?
8.
Bagaimana cara mengaplikasikan infrared?
C.
Tujuan
Mampu menjelaskan dan menerapkanpenggunaan infrared sebagai salah satu modalitas elektroterapi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Infrared Rays
Infrared adalah
pancaran gelombang elektromagnetik engan panjang gelombang 7.7000-4.000.000 A.
Menurut (Mintorogo, 2004) sinar merah (infrared)
adalah sinar yang bermuatan energi foton rendah dan dalam bentuk gelombang
panjang.
B.
Fisika Dasar Infrared
Rays
1.
Klasifikasi
Sinar Infra Merah
a.
Berdasarkan
Panjang Gelombang
1)
Gelombang
Panjang (non penetrating)
Panjang gelombang di atas 12.000 A sampai dengan
150.000 A. Daya penetrasi sinar ini hanya sampai kepada lapisan superficial epidermis, yaitu sekitar 0,5
mm.
2)
Gelombang Pendek
(penetrating)
Panjang gelombang antara 7.700-12.000 A. Daya
penetrasi lebih dalam dari yang gelombang panjang, yaitu sampai jaringan
subkutan kira-kira dapat berpengaruh terhadap pembuluh darah kapiler, pembuluh
limfa, ujung-ujung saraf dan jaringan-jaringan lain di bawah kulit.
b.
Berdasarkan Tipe
1)
Tipe A : panjang
gelombang 780-1.500 mm, penetrasi dalam
2)
Tipe B : panjang
gelombang 1.500-3.000 mm, penetrasi dangkal
3)
Tipe C : panjang
gelombang 3.000-10.000 mm, penetrasi dangkal
2.
Pancaran Sinar
Tabel berikut
ini menunjukkan presentase sinar-sinar yang dipancarkan dari berbagai macam
lampu ultraviolet, termasuk sinar matahari.
No
|
Sumber
|
Infrared
|
Visible
|
Ultraviolet
|
1
|
Sinar matahari
|
20.000-7.700A
80%
|
7.700-3.900A
13%
|
3.900-2.900A 7%
|
2
|
Plain Carbon Arc
|
20.000-7.700A
85%
|
7.700-3.900A
10%
|
3.900-2.900A 5%
|
3
|
Air-cooled mercury vapour lamp
|
20.000-7.700A
52%
|
9.000-3.900A
20%
|
3.900-1.849A 28%
|
4
|
Kromayer lamp
|
Disabsorbsi air
|
6.000-3.900A
40%
|
3.900-1.849A 60%
|
3.
Daya Penetrasi
Gambar 1. Lapisan Kulit
4.
Hukum-Hukum
Penyinaran
a.
Hukum Penyinaran
Suatu sinar yang mengenai permukaan benda akan
dipantulkan kembali.
Hukum
Pemantulan :
1)
Sinar datang =
sinar pantul
2)
Sinar yang
datang dari fokus suatu cermin cekung akan dipantulkan sejajar dengan sumbu
utama dari cermin cekung tersebut.
3)
Sinar yang
melewati sumbu utama akan dipantulkan kembali lewat sumbu utama pula.
b.
Hukum Pembiasan
Jika seberkas medium satu jatuh ke medium lain, maka
diantara yang ada dipatahkan atau di biaskan. Besar kecilnya sudut pembiasan
ditentukan oleh indeks bias dari masing-maisng medium.
c.
Hukum Kuadrat
Terbalik
Hukum ini menyatakan hubungan antara intensitas
penyinaran terhadap jarak penyinaran dan wkatu penyinaran.Untuk itu, berlaku
hukum kuadrat jarak terbalik yang berbunyi “intensitas penyinaran selalu akan
berbanding terbalik dengan jarak baru yang dikehendaki”.
d.
Hukum
Penyerapan/Hukum Grotthus
Hukum Grotthus menyatakan bahwa “supaya terjadi suatu
pengaruh atau efek-efek terhadap suatu benda yang kena sinar, maka sinar tadi
harus diabsorbsi oleh benda tadi”.
e.
Kuantum Energi
dari Planck
Energi cahaya atau energi gelombang elektromagnetik
yang dipancarkan atau diserap oleh benda adalah pekat-pekat energi atau kuantum
yang besarnya berbanding lurus dengan frekuensinya.
5.
Macam-Macam
Generator Infra Merah
a.
Non luminous
Non
luminous hanya mengandung infra merah
saja, sedang luminous generator
disamping infra merah juga mengandung sinar visible
dan ultraviolet. Oleh karena itu,
pengobatan dengan non luminous generator
sering disebut dengan “Infrared radiation”.
b.
Luminous
Pengobatan dengan luminous
generator sering disebut dengan “Radiant
Heating”.Istilah tersebut sebetulnya kurang tepat, oleh karena kedua-duanya
mengandung presentase infra merah yang palig banyak bila dibanding dengan
sinar-sinar lainnya.
C.
Biofisika Infrared
Rays
Gelombang pendek
penetrasinya lebih dalam dan akan diabsorbsi oleh kulit. Apabila gelombang
tersebut diabsorbsi oleh kulit akan mengakibatkan panas setempat di area
subkutan, memberi reaksi terhadap saraf dan sudorifera, serta reaksi pada otot
da kulit.
D.
Neurofisiologi Infrared
Rays
Berikut
merupakan neurofisiologi dari infrared :
1.
Pain depressor
2.
Homeostatic Vasomotion
3.
Fasilitasi tipe
saraf II
4.
Gate control
E.
Efek Fisiologi dan Terapeutik Sinar Infrared Rays
1.
Efek Fisiologis
Pengaruh fisiologis sinar infra merah, jika sinar
infra merah diabsorbsi oleh kulit, maka panas akan timbul pada tempat dimana
sinar tadi diabsorbsi. Dengan adanya panas tersebut, temperatur naik dan
pengaruh-pengaruh lain akan terjadi. Pengaruh tersebut antara lain :
a.
Meningkatkan
proses metabolisme.
b.
Vasodilatasi
pembuluh darah.
c.
Pigmentasi
d.
Pengaruh
terhadap urat saraf sensoris.
e.
Pengaruh
terhadap jaringan otot.
f.
Destruksi
jaringan.
g.
Menaikkan
temperatur tubuh.
h.
Mengaktifkan
kerja kelenjar keringat.
2.
Efek Terapeutik
Pengaruh terapeutik dari sinar infra merah, secara
garis besar dapat disebutkan sebagai berikut :
a.
Relief of pain (mengurangi/menghilangkan
rasa sakit)
Ada beberapa pendapat mengenai mekanisme pengurangan
rasa nyeri ini, yaitu :
1)
Apabila
diberikan mild heating, maka
pengurangan rasa nyeri disebabkan oleh adanya efek sedatif pada superficial nerve ending (ujung-ujung
saraf sensoris superfisial).
2)
Apabila
diberikan stronger heating, makan
akan terjadi counter irritation yang
akan menimbulkan pengurangan rasa nyeri.
3)
Rasa nyeri
ditimbulkan karena adanya akumulasi sisa-sisa hasil metabolisme yang disebut
zat “P” yang menumpuk di jaringan. Dengan adanya sinar infra merah yang
memperlancar sirkulasi darah, maka zat “P” juga akan ikut terbuang, sehingga
rasa nyeri berkurang/menghilang.
4)
Rasa nyeri bisa
juga ditimbulkan oleh adanya rasa pembengkakan, sehingga pemberian sinar infra
merah yang dapat mengurangi pembengkakan juga akan mengurangi rasa nyeri yang
ada.
b.
Muscle relaxation (relaksasi otot).
c.
Increased blood suplay (meningkatkan suplai darah).
d.
Menghilangkan
sisa-sisa hasil metabolisme.
F.
Indikasi, Kontraindikasi, dan Bahaya-bahaya yang Harus
Diperhatikan
1.
Indikasi dari Infrared Rays
a.
Kondisi
peradangan setelah sub akut : Kontusio, muscle
strain, muscle sprain, trauma sinovitis.
b.
Arthritis :
Rheumatoid arthritis, osteoarthritis, myalgia, lumbago, neuralgia, neuritis.
c.
Gangguan
sirkulais darah : Thromboangitis obliterans, thromboplebitis, Reynold’s disease.
d.
Penyakit kulit :
Folliculitis, furuncolosi, wound.
e.
Persiapan exercise dan massage.
2.
Kontraindikasi
dari Infrared Rays
a.
Daerah dengan
insufisiensi pada darah.
b.
Gangguan
sensibilitas kulit.
c.
Adanya
kecenderungan terjadinya perdarahan.
d.
Gangguan
komunikasi karena tidak bisa mengantarkan dingin dan panas.
e.
Deman
f.
Penyinaran pada
mata secara langsung tidak boleh diberikan karena dapat menimbulkan
katarak/konjugatif.
g.
Infeksi akut
(TBC, Kanker/tumor).
h.
Jaringan yang
masih baru (luka bakar).
3.
Bahaya-bahaya
akibat Infrared Rays
a.
Luka bakar
b.
Electric shock
c.
Meningkatkan
keadaan gangrene
d.
Headache
e.
Faintness
f.
Chill atau
menggigil
g.
Kerusakan pada
mata
G.
Metode Teknik Infrared
Rays
Pada dasarnya,
metode pemanasan lampu diatur sedemikian rupa sehinga sinar yang berasal dari
lampu jatuh tegak lurus terhadap jaringan yang diobati, baik itu untuk lampu luminous maupun non luminous. Jarak penyinaran untuk lampu non luminous antara 450 cm, sedangkan untuk lampu luminous antar 35-45 cm. Jarak ini
bukanlah merupakan jarak yang mutlak karena masih dipengaruhi oleh toleransi
penderita atau besarnya watt lampu.
H.
Pengaplikasian Infrared
Rays
1.
Prosedur
Aplikasi
a.
Persiapan Alat
Mempersiapkan alat kemudian lakukan pemeriksaan alat
antara lain meliputi : kabel, jenis lampu, besarnya watt. Pada umumnya,
generator non luminous diperlukan
waktu pemanasan sekitar 5 menit.
Untuk pengobatan lokal, biasanya menggunakan reflector berbentuk parabola yang
didalamnya hanya ada 1 bohlam.Sedangkan, untuk general (misalnya punggung)
menggunakan beberapa lampu yang di pasang pada reflector semi sekuler.
b.
Persiapan
Penderita
1)
Posisi penderita
diatur sejenak (confortable),
disesuaikan dengan daerah yang akan diobati.
2)
Posisinya bisa
duduk, terlentang atau tengkurap.
3)
Daerah yang
diobati bebas dari pakaian.
4)
Lakukan tes
sensibilitas terlebih dahulu. Tes ini bisa dilakukan dengan menggunakan tabung
berisi air hangat dan dingin.
5)
Bila terjadi
gangguan sensibilitas panas dan dingin pada daerah tersebut, maka pengobatan
dengan infra merah ditiadakan.
c.
Pengaturan Dosis
(Pelaksanaan)
1)
Pada penggunaan
lampu luminous jarak antara 45-60 cm,
sinar diusahakan tegak lurus dengan daerah yang diobati serta waktunya antara
10-30 menit.
2)
Pada penggunaan
lampu luminous jarak 35-45 cm, sinar
diusahakan tegak lurus serta waktu antara 10-30 menit disesuaikan dengan
kondisi penyakitnya.
d.
Evaluasi
Evaluasi bisa dilakukan setelah penyinaran dengan
sinar infra merah dan juga saat penyinaran, apakah ada rasa panas terlalu
tinggi atau terlalu banyak keluar keringat, bila hal tersebut terjadi maka
penyinaran ini harus dihindari.
2.
Pemeliharaan
Lampu
a.
Kontrol kabel
bila ada yg lecet/terbuka.
b.
Bila
membersihkan alat dari debu, jangan sampai menimbulkan getaran pada ferecly, dan lampu pijar karena dapat
menimbulkan kerusakan.
c.
Setelah tidak
dipakai lagi, tempatkan pada tempat yang aman, jangan sampai mengganggu dalam
memberikan pelayanan fisioterapi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Infrared adalah
pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 7.7000-4.000.000 A.
Pemberian infrared dapat memberikan
efek positif bagi tubuh pasien, diantaranya yaitu :
a.
Meningkatkan
proses metabolisme.
b.
Vasodilatasi
pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan suplai darah.
c.
Pigmentasi
d.
Pengaruh
terhadap urat saraf sensoris.
e.
Pengaruh
terhadap jaringan otot.
f.
Destruksi
jaringan.
g.
Menaikkan
temperatur tubuh.
h.
Mengaktifkan
kerja kelenjar keringat.
i.
Mengurangi/menghilangkan
nyeri.
j.
Relaksasi otot.
k.
Menghilangkan
sisa-sisa hasil metabolisme.
B.
Saran
Dalam penulisan protap ini masih
banyak kekurangan dan kejanggalan, maka untuk itu saya sangat mengharapkan motivasi
dan bimbingan dari Dosen pengajar serta teman-teman, sehingga dapat saya
gunakan sebagai acuan dalam penulisan protap berikutnya. Diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan ilmu tersebut dalam praktek fisioterapi dan bagi para pembaca
diharapkan dapat memanfaatkan protap ini dengan sebaik – baiknya sebagai
penambah ilmu pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Aras, D., &Ahsaniyah, B. 2017.Sumber Fisis. Physio Sakti: Makassar.
No comments:
Post a Comment