Sunday, December 23, 2018

Infra red



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL                                                                                              i
KATA PENGANTAR                                                                                           ii
DAFTAR ISI                                                                                                        iii

BAB 1.PENDAHULUAN                                                                                      1
A. Latar Belakang                                                                                                     1
B. Rumusan Masalah                                                                                           1-2
C. Tujuan Program                                                                                                    2

BAB 2.PEMBAHASAN                                                                                         3
A. Definisi Infrared Rays                                                                                          3
B. Fisika Dasar Infrared Rays                                                                              3-5
C. Biofisika Infared Rays                                                                                          6
D. Neurofisilogi Infrared Rays                                                                                 6
E. Efek Fisiologi & Terapeutik Sinar Infrared Rays                                            6-7
F. Indikasi, Kontraindikasi & Bahaya-bahaya Infrared Rays                              7-8
G. Metode Teknik Infrared Rays                                                                              8
H. Pengaplikasian Infrared Rays                                                                       8-10

BAB 3. PENUTUP                                                                                            11
A. Kesimpulan11
B. Saran11

DAFTAR PUSTAKA                                                                                       12








BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sinar adalah gelombang elektromagnetik yang dapat melalui ruang hampa udara (tanpa medium).Berkas sinar dapat berjalan sejajar, mengumpul (convergen) atau menyebar (divergen), dan merupakan gelombang elektromagnetik yang tampak.
Gelombang elektromagnetik yang berbentuk sinar infra red akhir-akhir ini sangat populer dalam dunia kesehatan khususnya fisioterapi. Dimana sinar infrared yang dipancarkan pada gelombang tetentu dipercaya dapat membantu proses penyembuhan beberapa penyakit.
Dalam terapi sumber fisis dengan menggunakan sinar dapat digunakan infrared.Sinar infrared bila dilihat dari susunan spektrum sinar (hertzian, inframerah, merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, ultraviolet, ritgment, j, cosmic), terletak diantara sinar merah dan hertzian.
Sinar infra merah, selain berasal dari matahari, dapat pula diperoleh secara buatan dari :
1.         Bantalan Listrik
Bantalan listrik, lampu nonluminous infrared, lampu-lampu pijar akan mengeluarkan sinar-sinar infra merah gelombang panjang, pendek, dan sinar visible.
2.         Karbon Pendek
Karbon pendek akan mengeluarkan sinar infra merah yang disertai sinar visible dan juga sinar ultraviolet.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apakah yang dimaksud dengan infrared?
2.         Apa saja fisika dasar dari infrared?
3.         Apa saja biofisika dari infrared?
4.         Bagaimanan neurofisiologi dari infrared?
5.         Apa saja efek fisiologis dan terapeutik dari infrared?
6.         Apa saja indikasi, kontraindikasi dan bahaya-bahaya dari infrared?
7.         Bagaimana metode teknik infrared?
8.         Bagaimana cara mengaplikasikan infrared?

C.      Tujuan
Mampu menjelaskan dan menerapkanpenggunaan infrared sebagai salah satu modalitas elektroterapi.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Infrared Rays
Infrared adalah pancaran gelombang elektromagnetik engan panjang gelombang 7.7000-4.000.000 A. Menurut (Mintorogo, 2004) sinar merah (infrared) adalah sinar yang bermuatan energi foton rendah dan dalam bentuk gelombang panjang.

B.       Fisika Dasar Infrared Rays
1.         Klasifikasi Sinar Infra Merah
a.         Berdasarkan Panjang Gelombang
1)        Gelombang Panjang (non penetrating)
Panjang gelombang di atas 12.000 A sampai dengan 150.000 A. Daya penetrasi sinar ini hanya sampai kepada lapisan superficial epidermis, yaitu sekitar 0,5 mm.
2)        Gelombang Pendek (penetrating)
Panjang gelombang antara 7.700-12.000 A. Daya penetrasi lebih dalam dari yang gelombang panjang, yaitu sampai jaringan subkutan kira-kira dapat berpengaruh terhadap pembuluh darah kapiler, pembuluh limfa, ujung-ujung saraf dan jaringan-jaringan lain di bawah kulit.
b.        Berdasarkan Tipe
1)        Tipe A : panjang gelombang 780-1.500 mm, penetrasi dalam
2)        Tipe B : panjang gelombang 1.500-3.000 mm, penetrasi dangkal
3)        Tipe C : panjang gelombang 3.000-10.000 mm, penetrasi dangkal
2.         Pancaran Sinar
Tabel berikut ini menunjukkan presentase sinar-sinar yang dipancarkan dari berbagai macam lampu ultraviolet, termasuk sinar matahari.

No
Sumber
Infrared
Visible
Ultraviolet
1
Sinar matahari
20.000-7.700A 80%
7.700-3.900A 13%
3.900-2.900A 7%
2
Plain Carbon Arc
20.000-7.700A 85%
7.700-3.900A 10%
3.900-2.900A 5%
3
Air-cooled mercury vapour lamp
20.000-7.700A 52%
9.000-3.900A 20%
3.900-1.849A 28%
4
Kromayer lamp
Disabsorbsi air
6.000-3.900A 40%
3.900-1.849A 60%

3.         Daya Penetrasi










Gambar 1. Lapisan Kulit

4.      Hukum-Hukum Penyinaran
a.         Hukum Penyinaran
Suatu sinar yang mengenai permukaan benda akan dipantulkan kembali.
Hukum Pemantulan :
1)        Sinar datang = sinar pantul
2)        Sinar yang datang dari fokus suatu cermin cekung akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama dari cermin cekung tersebut.
3)        Sinar yang melewati sumbu utama akan dipantulkan kembali lewat sumbu utama pula.
b.        Hukum Pembiasan
Jika seberkas medium satu jatuh ke medium lain, maka diantara yang ada dipatahkan atau di biaskan. Besar kecilnya sudut pembiasan ditentukan oleh indeks bias dari masing-maisng medium.
c.         Hukum Kuadrat Terbalik
Hukum ini menyatakan hubungan antara intensitas penyinaran terhadap jarak penyinaran dan wkatu penyinaran.Untuk itu, berlaku hukum kuadrat jarak terbalik yang berbunyi “intensitas penyinaran selalu akan berbanding terbalik dengan jarak baru yang dikehendaki”.
d.        Hukum Penyerapan/Hukum Grotthus
Hukum Grotthus menyatakan bahwa “supaya terjadi suatu pengaruh atau efek-efek terhadap suatu benda yang kena sinar, maka sinar tadi harus diabsorbsi oleh benda tadi”.
e.         Kuantum Energi dari Planck
Energi cahaya atau energi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan atau diserap oleh benda adalah pekat-pekat energi atau kuantum yang besarnya berbanding lurus dengan frekuensinya.
5.      Macam-Macam Generator Infra Merah
a.         Non luminous
Non luminous hanya mengandung infra merah saja, sedang luminous generator disamping infra merah juga mengandung sinar visible dan ultraviolet. Oleh karena itu, pengobatan dengan non luminous generator sering disebut dengan “Infrared radiation”.
b.      Luminous
Pengobatan dengan luminous generator sering disebut dengan “Radiant Heating”.Istilah tersebut sebetulnya kurang tepat, oleh karena kedua-duanya mengandung presentase infra merah yang palig banyak bila dibanding dengan sinar-sinar lainnya.

C.      Biofisika Infrared Rays
Gelombang pendek penetrasinya lebih dalam dan akan diabsorbsi oleh kulit. Apabila gelombang tersebut diabsorbsi oleh kulit akan mengakibatkan panas setempat di area subkutan, memberi reaksi terhadap saraf dan sudorifera, serta reaksi pada otot da kulit.

D.      Neurofisiologi Infrared Rays
Berikut merupakan neurofisiologi dari infrared :
1.         Pain depressor
2.         Homeostatic Vasomotion
3.         Fasilitasi tipe saraf II
4.         Gate control

E.       Efek Fisiologi dan Terapeutik Sinar Infrared Rays
1.         Efek Fisiologis
Pengaruh fisiologis sinar infra merah, jika sinar infra merah diabsorbsi oleh kulit, maka panas akan timbul pada tempat dimana sinar tadi diabsorbsi. Dengan adanya panas tersebut, temperatur naik dan pengaruh-pengaruh lain akan terjadi. Pengaruh tersebut antara lain :
a.         Meningkatkan proses metabolisme.
b.        Vasodilatasi pembuluh darah.
c.         Pigmentasi
d.        Pengaruh terhadap urat saraf sensoris.
e.         Pengaruh terhadap jaringan otot.
f.         Destruksi jaringan.
g.        Menaikkan temperatur tubuh.
h.        Mengaktifkan kerja kelenjar keringat.
2.         Efek Terapeutik
Pengaruh terapeutik dari sinar infra merah, secara garis besar dapat disebutkan sebagai berikut :
a.         Relief of pain (mengurangi/menghilangkan rasa sakit)
Ada beberapa pendapat mengenai mekanisme pengurangan rasa nyeri ini, yaitu :
1)        Apabila diberikan mild heating, maka pengurangan rasa nyeri disebabkan oleh adanya efek sedatif pada superficial nerve ending (ujung-ujung saraf sensoris superfisial).
2)        Apabila diberikan stronger heating, makan akan terjadi counter irritation yang akan menimbulkan pengurangan rasa nyeri.
3)        Rasa nyeri ditimbulkan karena adanya akumulasi sisa-sisa hasil metabolisme yang disebut zat “P” yang menumpuk di jaringan. Dengan adanya sinar infra merah yang memperlancar sirkulasi darah, maka zat “P” juga akan ikut terbuang, sehingga rasa nyeri berkurang/menghilang.
4)        Rasa nyeri bisa juga ditimbulkan oleh adanya rasa pembengkakan, sehingga pemberian sinar infra merah yang dapat mengurangi pembengkakan juga akan mengurangi rasa nyeri yang ada.
b.      Muscle relaxation (relaksasi otot).
c.       Increased blood suplay (meningkatkan suplai darah).
d.      Menghilangkan sisa-sisa hasil metabolisme.

F.       Indikasi, Kontraindikasi, dan Bahaya-bahaya yang Harus Diperhatikan
1.         Indikasi dari Infrared Rays
a.         Kondisi peradangan setelah sub akut : Kontusio, muscle strain, muscle sprain, trauma sinovitis.
b.        Arthritis : Rheumatoid arthritis, osteoarthritis, myalgia, lumbago, neuralgia, neuritis.
c.         Gangguan sirkulais darah : Thromboangitis obliterans, thromboplebitis, Reynold’s disease.
d.        Penyakit kulit : Folliculitis, furuncolosi, wound.
e.         Persiapan exercise dan massage.
2.         Kontraindikasi dari Infrared Rays
a.         Daerah dengan insufisiensi pada darah.
b.        Gangguan sensibilitas kulit.
c.         Adanya kecenderungan terjadinya perdarahan.
d.        Gangguan komunikasi karena tidak bisa mengantarkan dingin dan panas.
e.         Deman
f.         Penyinaran pada mata secara langsung tidak boleh diberikan karena dapat menimbulkan katarak/konjugatif.
g.        Infeksi akut (TBC, Kanker/tumor).
h.        Jaringan yang masih baru (luka bakar).
3.         Bahaya-bahaya akibat Infrared Rays
a.         Luka bakar
b.        Electric shock
c.         Meningkatkan keadaan gangrene
d.        Headache
e.         Faintness
f.         Chill atau menggigil
g.        Kerusakan pada mata

G.      Metode Teknik Infrared Rays
Pada dasarnya, metode pemanasan lampu diatur sedemikian rupa sehinga sinar yang berasal dari lampu jatuh tegak lurus terhadap jaringan yang diobati, baik itu untuk lampu luminous maupun non luminous. Jarak penyinaran untuk lampu non luminous antara 450 cm, sedangkan untuk lampu luminous antar 35-45 cm. Jarak ini bukanlah merupakan jarak yang mutlak karena masih dipengaruhi oleh toleransi penderita atau besarnya watt lampu.

H.      Pengaplikasian Infrared Rays
1.         Prosedur Aplikasi
a.         Persiapan Alat
Mempersiapkan alat kemudian lakukan pemeriksaan alat antara lain meliputi : kabel, jenis lampu, besarnya watt. Pada umumnya, generator non luminous diperlukan waktu pemanasan sekitar 5 menit.
Untuk pengobatan lokal, biasanya menggunakan reflector berbentuk parabola yang didalamnya hanya ada 1 bohlam.Sedangkan, untuk general (misalnya punggung) menggunakan beberapa lampu yang di pasang pada reflector semi sekuler.
b.        Persiapan Penderita
1)        Posisi penderita diatur sejenak (confortable), disesuaikan dengan daerah yang akan diobati.
2)        Posisinya bisa duduk, terlentang atau tengkurap.
3)        Daerah yang diobati bebas dari pakaian.
4)        Lakukan tes sensibilitas terlebih dahulu. Tes ini bisa dilakukan dengan menggunakan tabung berisi air hangat dan dingin.
5)        Bila terjadi gangguan sensibilitas panas dan dingin pada daerah tersebut, maka pengobatan dengan infra merah ditiadakan.
c.         Pengaturan Dosis (Pelaksanaan)
1)        Pada penggunaan lampu luminous jarak antara 45-60 cm, sinar diusahakan tegak lurus dengan daerah yang diobati serta waktunya antara 10-30 menit.
2)        Pada penggunaan lampu luminous jarak 35-45 cm, sinar diusahakan tegak lurus serta waktu antara 10-30 menit disesuaikan dengan kondisi penyakitnya.
d.        Evaluasi
Evaluasi bisa dilakukan setelah penyinaran dengan sinar infra merah dan juga saat penyinaran, apakah ada rasa panas terlalu tinggi atau terlalu banyak keluar keringat, bila hal tersebut terjadi maka penyinaran ini harus dihindari.
2.         Pemeliharaan Lampu
a.         Kontrol kabel bila ada yg lecet/terbuka.
b.        Bila membersihkan alat dari debu, jangan sampai menimbulkan getaran pada ferecly, dan lampu pijar karena dapat menimbulkan kerusakan.
c.         Setelah tidak dipakai lagi, tempatkan pada tempat yang aman, jangan sampai mengganggu dalam memberikan pelayanan fisioterapi.



























BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Infrared adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 7.7000-4.000.000 A. Pemberian infrared dapat memberikan efek positif bagi tubuh pasien, diantaranya yaitu :
a.         Meningkatkan proses metabolisme.
b.         Vasodilatasi pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan suplai darah.
c.         Pigmentasi
d.        Pengaruh terhadap urat saraf sensoris.
e.         Pengaruh terhadap jaringan otot.
f.          Destruksi jaringan.
g.         Menaikkan temperatur tubuh.
h.         Mengaktifkan kerja kelenjar keringat.
i.           Mengurangi/menghilangkan nyeri.
j.           Relaksasi otot.
k.         Menghilangkan sisa-sisa hasil metabolisme.

B.       Saran
Dalam penulisan protap ini masih banyak kekurangan dan kejanggalan, maka untuk itu saya sangat mengharapkan motivasi dan bimbingan dari Dosen pengajar serta teman-teman, sehingga dapat saya gunakan sebagai acuan dalam penulisan protap berikutnya. Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu tersebut dalam praktek fisioterapi dan bagi para pembaca diharapkan dapat memanfaatkan protap ini dengan sebaik – baiknya sebagai penambah ilmu pengetahuan.




DAFTAR PUSTAKA
Aras, D., &Ahsaniyah, B. 2017.Sumber Fisis. Physio Sakti: Makassar.


Sandy Ranny, Electrotherapy, third edition, Edmonto

No comments:

Post a Comment