BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Ilmuwan
menganggap cahaya sebagai gelombang yang bergerak. Jarak dari kulit sebuah
gelombang ke kulit berikutnya
disebut panjang gelombang. Cahaya dari matahari atau dari lampu adalah
campuran banyak panjang gelombang.
Setiap
panjang gelombang yang berbeda menghasilkan warna yang berbeda. Sinar laser terbuat
dari cahaya yang semuanya terdiri dari panjang gelombang yang sama. Berkas
cahaya dalam cahaya biasa
mengalir ke arah yang berbeda. Sinar laser bergerak dalam arah yang sama persis. Sinar laser
tidak menyebar dan tidak melemah.
Laser (Light Amplification by Stimulated
Emission of Radiation) merupakan alat yang dapat memancarkan cahaya
(gelombang radioelektromagnetik) pada daerah infrared, visible atau
ultraviolet. Cahaya yang dipancarkan oleh laser dihasilkan dari stimulasi emisi
radiasi dari medium yang ada laser, emisi radiasi tersebut dikuatkan sehingga
menghasilkan cahaya yang mempunyai sifat monokromatis (tunggal/hanya satu),
koheren, terarah dan brightness (sifat kecerahan tinggi).
- Rumusan Masalah
a.
Apakah
pengertian Laser?
b.
Bagaimana
fisika dasar Laser?
c.
Bagaimana
biofisika Laser?
d.
Bagaimana
neurofisiologi Laser?
e.
Apakah
efek yang ditimbulkan oleh penggunaan Laser?
f.
Apa saja
indikasi dan kontra-indikasi penggunaan Laser?
g.
Bagaimana
aplikasi penggunaan Laser?
h.
Bagaimana
penerapan aplikasi penggunaan laser?
- Tujuan
Mampu Menjelaskan dan menerapkan Laser
sebagai salah satu modalitas fisioterapi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Laser
Laser (Light Amplification by Stimulated
Emission of Radiation) merupakan alat yang dapat memancarkan cahaya
(gelombang radioelektromagnetik) pada daerah infrared, visible atau
ultraviolet.
B.
Fisika
Dasar
Cahaya
merupakan suatu bentuk energi elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang antara 100-10.000 nanometer (nm=10-9)
dalam spektrum elektromagnetik.Cahaya tampak berkisar antara 400 (ungu) sampai
700 nm (merah). Melewati bagian merah dari cahaya tampak adalah inframerah dan
microwave, dan dibawah dari bagian ungu adalah ultraviolet, x-ray, gamma, dan
cosmic ray . Energi cahaya merupakan gelombang yang pancaran yang terdiri dari
unit terkecil disebut “foton”. Setiap foton mengandung sejumlah energi,
tergantung dari panjang gelombang (spektrum warna).
Sebuah atom terdiri dari inti atom yang disebut nukleus(berisi
proton dan netron), dan awan elektron(Gambar1). Elektron-elektron
ini selalu berputar mengelilingiintiatom
pada orbit-orbit tertentu, sesuai dengan tingkat energinya. Dari sini kita tahu bahwa atom
selalu bergerak(vibrasidanrotasi),hanya saja kita tidak bisa melihat pergerakannya di benda-benda padat seperti pintu, kursi, dan semua benda lain.Jadi,benda
yang selama ini kita kira
dalam keadaan diam sebenarnya tidak diam sama
sekali.
Gambar1.Ilustrasi sederhana sebuah
atom
Orbit elektron yang memiliki
tingkat energi paling rendah adalah yang paling dekat dengan
inti. Jadi, semakin jauh elektron dari
inti,semakin tinggi pula tingkat energinya.Ini
artinya, kalau kita memberikan energi pada atom(misalnya dalambentuk energi panas,energi listrik,atau
energi cahaya)
maka elektron
yang berada ditingkat energi dasar (ground-stateenergylevel) dapat tereksitasi (pindah)
ke orbit yang tingkat energinya lebih
tinggi.
Lalu apa hubungannya
dengan teknologi laser?
Gambar2. Eksitasi elektron ketingkat
energi yang lebih tinggi
Elektron yang sudah pindah ke tingkat
energi yang lebih tinggi ini (excited electron)berada dalam
keadaan tidak stabil. Elektron ini selalu berusaha untuk kembali ke keadaan awalnya dengan cara melepaskan kelebihan energi tersebut.
Energi yang dilepaskan berbentuk foton (energi
cahaya) yang memiliki panjang gelombang tertentu (warna tertentu) sesuai dengan tingkat energinya.
Ini yang disebut radiasi atom. Pada lampu
senter atau pun lampu neon biasa, cahaya yang dihasilkan menuju kesegala arah dan memiliki
bermacam panjang gelombang
dan frekuensi (incoherentlight). Hasilnya adalah cahaya yang sangat
lemah.
Gambar3. Kembalinya elektron ketingkat energi semula
disertai emisi cahaya
Gambar 3. Foton yang terjadi
dapat diperkuat dengan
timbulnya foton lain sehingga quantum energinya lebih
besar dan disebut “stimulasi emisi”.
1. Melipatgandakan emisi radiasi : Helium, Neon, Cobalt,
dan CO2. Dengan spectrum 6,328 A dan IR Laser gelombang 9040 A
2. Pancaran
sinar merupakan loncatan partikel kecil ( Foton) dari satu electron atom
difasilitasi dengan sebuah energy dlm pompa energi shg terjadi 3 hal : a. absorbsi elektron,
b. energi/foton
c. emissi (quantum energi > besar)
- Koheren dan monochromatis
-
Frekuensi sangat tinggi sehingga laser dapat bermanfaat dan merusak
Sifat-sifat
Laser
1) Cahaya
koheren, Arah gelombang sinar member energi yang kontinue, sehingga absorbs dari energi laser sangat besar pengaruhnya terhadap sel (struktur biologis)
2)
Cahayanya hampir ekawarna
(Monokromatik). Terdiri dari satu jenis panjang gelombang yaitu spektrum sinar
visible yang terdiri dari satu warna. Sifat ini
memberikan
stimulus dan menghasilkan respon biologis dari
suatu sel apabila mendapat stimulasi dari Laser.
3)
Berkas laser memiliki intensitas
sangat tinggi, jauh lebih besar dari cahaya sumber lainnya. Bila dibandingkan dengan sinar
pada umumnya, maka Laser sesuai dengan proses pembuatannya mempunyai frekuensi yang sangat tinggi, sehingga bila dikenakan pada
suatu jaringan maka akan
mempunyai sifat merusak (tissue damage). Sebagai tujuan terapi Laser dapat digunakan dengan
tujuan
:Coagulasi jaringan,
pemotong jaringan dan biostimulasi.
4) Berkas laser
hampir tidak menyebar (mempunyai satu arah tertentu). Berkas semacam ini dikirim
dari bumi menuju ke cermin pada bulan oleh ekspedisi Apollo 11, tetap merupakan
berkas yang cukup tajam, sehingga terdeteksi ketika kembali ke bumi, walaupun
telah menempuh jarak total lebih dari tiga per empat juga kilometer. Berkas
cahaya yang ditimbulkan dengan cara lain akan menyebar terlau banyak.
Gambar 4. Atas. Sinar
lampu merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari semua panjang
gelombang, sesuai dengan urutannya. Bawah. Sinar laser bersifat monokromatik
(memiliki panjang gelombang yang sama), koheren (sefase dan berkas cahaya
mengalir kearah yang sama), dan collimated (tidak menyebar dan tidak melemah)
C. Biofisika
1. Klasifikasi Laser beserta
fungsinya :
a.
Berdasarkan mediumnya :
Ada
berbagai jenis laser. Medium laser bisa padat, gas, cair atau
semikonduktor.Laser biasanya ditentukan oleh jenis bahan yang digunakan oleh
penguatnya
1)
Solid-state laser
material telah dikuatkan terdistribusi dalam matriks padat (sepertiruby atau
neodymium: yttrium-aluminium garnet laser yag). Laser neodymium-yangmemancarkan
cahaya inframerah pada 1.064 nanometer (nm). Sintetik, lebih baik dari pada
yang alami, bahan ini digunakan untuk memastikan kemurnian suatu medium.
2)
Laser Gas (helium dan
helium-neon(HeNe), merupakan laser gas yang palingumum) memiliki output utama
dari lampu inframerah. CO2 laser memancarkanenergi jauh dr inframerah, dan
digunakan untuk memotong material keras.
3)
Laser Excimer (nama ini
berasal dari istilah excited dan dimers) menggunakan gasreaktif, seperti klorin
dan fluorin, dicampur dengan gas inert seperti argon, kriptonatau xenon. Ketika
elektrik dirangsang, molekul pseudo (dimer). Ketika laser,dimer menghasilkan
cahaya dalam kisaran ultraviolet.
4)
Dye laser menggunakan
pewarna organik kompleks, seperti rhodamine 6g, dalamlarutan cair atau suspensi
sebagai media penguat.
5)
Semiconductor laser,
kadang-kadang disebut dioda laser, laser yg tidak solid-state.Perangkat
elektronik yg menggunakan ini umumnya sangat kecil danmenggunakan daya yang
rendah. Mereka dapat dibangun menjadi array yang lebihbesar, seperti sumber
penulisan dalam beberapa printer laser atau CD player.
6)
Chemical laser
merupakan jenis laser dengan kekuatan dan frekuensi tinggi yang digunakan untuk
tujuan militer.
b.
Berdasarkan kekuatan
atau frekuensinya :
Laser
dapat dikategorikan menjadi berkekuatan tinggi dan rendah, tergantung dari
intensitas energi yang diantar.
1)
High-power laser
High-power laser juga disebut
sebagai laser “panas” karena efek termal
yang dihasilkan. Jenisini digunakan dalam dunia medis, dalam berbagai
aspek,seperti operasi, adanya gumpalan/koagulasi, ophthalmologic, dermatologic,
oncologic, dan gg.peredaran darah.Klasifikasi frekuensi tinggi:
·
Kelas 1, yaitu laser yang tidak
merusak
·
Kelas 2, yaitu laseryang merusak
jaringan setelah 1000 kontak
·
Kelas 3, yaitu radiasi langsung yang
merusak mata
·
Kelas 4, yaitu radiasi langsung atau
tidak langsung yang dapat merusak mata dan kulit
2)
Low-power laser
Low-power
laser yang juga disebut laser “dingin atau halus” adalah untuk penyembuhan luka
dan mengurangi nyeri, namun hal ini masih baru didalam dunia medis. Termasuk
didalamnya seperti penanganan cedera tendon atau ligamen, arthritis, menurunkan
tingakat udema, cedera jaringan luanak, ulcer atau perawatan luka bakar, menghambat
bekas luka, dan acutherapy.
2.
Interaksi Biofisis
Apabila laser dikenakan
pada jaringan tubuh manusia, akan
terjadi reaksi reaksi yang memberikan efek biologis , yaitu :
1)
Interaksi dengan
bioplasma (biostimulasi)
Laser dengan stimulasi ringan
apabila mengenai permukaan kulit dan menembus ke dalam sel akan mempengaruhi plasma
sel yang juga akan mengubah ketegangan membran sel. Perubahan ketegangan
membran sel disebabkan oleh adanya frekuensi oscillasi membran sell,
menyebabkan pembebasan ion Ca+,
sehingga merangsang prostaglandin dan algogenic untuk menormalkan cedera
jaringan yang melalui reaksi radang dan pada akhirnya proses inflamasi
terhambat.
2)
Katalisator
reaksi (Laser Catalyzed Reaction)
Apabila laser diberi sebagai
stimulasi dengan quantum energi yang sangat tinggi, maka akan terjadi absorbsi
foton yang berturut turut dari Laser (sinar merah atau infrared)
molekul-molekul dapat berubah menjadi level energi. Stimulasi tinggi pada laser
akan merangsang reaksi pada mitokondria sel yang memberikan efek terapeutik
sesuai dengan tujuan terapi yang dikehendaki.
3) Frekuensi tinggi memfasilitasi jaringan, kelas
1 laser tidak merusak, kelas 2 merusak
jaringan setelah 1000, kontak kelas 3
radiasi langsung merusak mata dan kelas 4 radiasi langsung/tdk langsung,
merusak mata dan kulit.
- Fungsi laser : Coagulasi jaringan, Pemotong
jaringan, dan Biostimulasi Jaringan.
D.
Neurofisiologi Laser
1.
Micro Tissue Damage untuk proses
reparasi jaringan lunak;
1)
iritasi lokal atau segmental
2)
efek vaskular dan selular
2.
Rangsangan pada mitokondria sel
menyebabkan sintesis ATP menjadi ADP akan meningkatdan memacu Ferric sulphide
redox system (dalam mitokondria)yang akan diikuti oleh peningkatan aktivitas
sel-sel magrophage, sel schwann dan firocytes. Dari perubahan aktivitas
tersebut secara keseluruhan apan memberikan efek terapeutik yang sesuai dengan
tujuan terapi yang dikehendaki. ( Laser Catalyzed Reaction)
3.
Pain
depressor, pengurangan rasa nyeri secara cepat akibat pembebasan
enzim-enzim endhorpin dan reaktivasi sel-sel macrophage. Disamping itu juga
terjadi penurunan oedem, berkurangnya nociceptor sebagai kelanjutan dari
perbaikan sistem mikrovaskuler.
E.
Efek yang Dihasilkan oleh Penggunaan
Laser
1.
Efek fisiologis yaitu memperlancar
metabolik,vasodilatasi darah, dan relaksasi, fasilitasi
tipe saraf tebal
2.
Efek Terapeutik antara lain reparasi radang, mengurangi nyeri, dan mengurangi spasme otot superfisial,
serta mengatasi gangguan sirkulasi
F.
Indikasi dan kontra-indikasi
Indikasi :
Laser dapat digunakan untuk terapi pada :
1) Kerusakan
atau gangguan pada kulit (dermatological disorder)
2) Memfasilitasi
penyembuhan luka
3) Mengurangi
nyeri
4) Meningkatkan
tensile strength dari bekas luka
5) Mengurangi
jaringan parut
6) Mengurangi
inflamasi, proses penyembuhan tulang dan penyambungan fraktur
7) Gangguan
pada jaringan lunak seperti strain, sprain atau RA
8) Kelainan
kelainan yang merupakan indikasi terapi melalui trigger point
Kontra-indikasi :
1) Penyinaran
langsung pada mata
2) Sekurang-kurangnya
4-6 bulan setelah pemebrian radioterapi
3) Kelenjar
endokrin (lokal)
4) Epilepsi,
tumor, dan kehamilan.
F.
Aplikasi Laser dalam Fisioterapi
a.
Persiapan
penderita dan alat
1)
Untuk
mengurangi refleksi energi laser, maka are ayang diobati dibersihkan terlebih
dahulu dengan alkohol.
2)
Untuk
mengobati area yang luas maka perlu pembagian area sesuai dengan probe laser
yang mempunyai penampang kurang lebih 1 cm2. Misalnya area yang
diobati adalah 4 cm2, maka area tersebut dibagi menjadi 4 bagian
yang masing masing mempunyai luas area 1cm2 dan penempatan atau
aplikasi probe harus tegak lurus dengan area yang diobati sehingga memberikan
nilai absorbsi yang besar.
3)
Setelah
parameter atau pengukuran atau aplikasi ditentukan berdasarkan pembagian
section tadi, maka probe diberikan jarak sekitar 15 mm diatas permukaan kulit,
namun probe tetap tegak lurus dengan area ayang diobati.
4)
Pada
penatalaksanaan terapi, maka probe dapat ditempatkan pada area trigger point
dengan gerakan lambat pada seluruh area trigger point (probe yang statis
menghasilkan energi densitas 10 kali lebih tinggi).
5)
Pada
pengobatan kondisi RA sendi maka kontak probe sebanyak mungkin diletakkan pada
garis batas sendi (ruang intra artikular).
b.
Dosis
Pada
penatalaksanaan terapi dengan laser, maka penentuan dosis ditentukan oleh
faktor-faktor sebagai berikut :
a.
Frekuensi,
frekuaensi pengobatan antara 1 kali perhari atau 2-3 kali perminggu, sesuai dengan
keadaan patologi dan hasil terapi yang diharapkan.
b.
Energi
densitas (J/cm2)
Energi
Densitas =Pancaran
rata-rataenergi laser (W) x waktu (sec)
area yang disinari (cm2)
|
Namun, secara umum, energi
densitas dibagi menjadi :
1)
minimal
: 0,05 sampai 2 J/cm2, Energi densitas yg lebih rendah digunakan
untuk fase akut dan pada jaringan yang hiper sensibilitas seperi saraf dan transplantasi kulit
2)
submaksimal-maksimal
:lebih dari 2
J/cm2, Energi densitas yg lebih tinggi digunakan
untuk fase sub akut dan kronik dan kerusakan pada otot, tendon, ligamen, dll.
Dibawah ini tampak rata-rata
energi densitas yang dimiliki oleh
gelombang laser :
c.
Waktu
(time), pada penatalaksanaan terapi dengan laser, maka sebagai pedoman
pengambilan waktu adalah 1 menit/cm2.
d.
Keadaan
patologi dari suatu kondisi, perlu mempertimbangkan faktor stadium dari sduatu
kelainan serta aktualitasnnya, struktur jaringan yang dituju, luas area yang
diobati, dan kedalamam jaringan yang dituju.
G.
Praktek
1. Persiapan
alat
2. Persiapan
pasien
3. Teknik
pelaksanaan
4. Evaluasi
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation)
merupakan alat yang dapat memancarkan cahaya (gelombang radioelektromagnetik)
pada daerah infrared, visible atau ultraviolet, sehingga menghasilkan cahaya yang mempunyai sifat
monokromatis (tunggal/hanya satu), koheren, terarah dan brightness (sifat
kecerahan tinggi).
B. Saran
Ketika
menggunakan modalitas Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation), perlu memperhatikan
factor-faktor dalam penentuan dosis antara lain Frekuensi, Energi densitas, waktu
maupun keadaan patologi dari suatu kondisi.
DAFTAR PUSTAKA
Alex,
Ward. Biophysical Bases of Electrotherapy.
1997. Butterworth
Heinemann. Elsevier.
Djohan
Aras. 2015. Cara Belajar Elektroterapi.
Makassar
Djohan
Aras. 2013. Elektroterapi untuk
Fisioterapi. Makassar
Low, John,
dkk. Physical Principles Explained.
1997. Butterworth Heinemann. Elsevier.
Prentice
,William E. Therapeutic modalities of
Physical Therapy. 2002. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Siregar,
Haris.dkk. Neurofisiologi . 1995.
Bagian Ilmu Faal. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Val,
Robertson, dkk. Elektroyherapy Explained, Principle and
Practice. 1997. Elsevier.
Zebua, R
Syukur. Jenis Laser yang Digunakan
sebagai Modalitas Fisioterapi. 2011. Medan
Apakah saya boleh meminta file aslinya kak?
ReplyDeletekarena disitu tidak ada gambarnya
terima kasih