OLEH : Joses Marthinus
Dimes
Mahasiswa : S1 Fisioterapi Unhas
HARD TISSUE ANATOMY
SKELETAL TISSUE
Jaringan skelet adalah
jaringan ikat yang dimodifikasi, dimana sel dan seratnya meiliki organisasi
tertentu dan menjadi kental sehingga jaringannya kaku.
A. CARTILAGE
1.
Hyaline
Cartilage
Kartilago
hialin memebentuk kerangka sementara dimana banyak tulang berkembang.
Sisa-sisanya dapat dilihat sebagai kartilago articular sendi sinovial. Ephyseal
pelat pertumbuhan antara bagian tulang yang mengeras selama pertumbuhan, dan
kartilago kosta dari tulang rusuk. Pada permukaan gabungan itu memberikan
tingkat elestisitas terbatas untuk mengimbangi dan menyerap guncangan, serta
memberikan permukan yang relatif halus memungkinkan pergerakan bebas terjadi.
Dengann bertambahnya usia, kartilago hialin cenderung menjadi kalsifikasi dan
kadang-kadang keras.
2.
White
Fibrocartilage
Fibrocartilage
putih mengandung bundel garis putih berserat yang memberikan kekuatan daya
tarik yang besar yang dikombinasikan dengan beberapa elastisitas sehingga mampu
menahan tekanan yang cukup besar.
Hal
ini banyak ditemukan dalam sistem muskuliskeletal seperti :
a.
Dalam
cakram intervertebralis antara vertebra yang berdekatan
b.
Dalam
meniskus sendi lutut
c.
Dilabrum
sekitarnya dan daerah dalam fossa glenoid dari sendi bahu dan acetabulum dari
sendi panggul.
d.
Dalam
cakram artikular dari radiokarpal (pergelangan tangan),
sternoklavicular,acromioclavicular dan sendi temporomandibular.
e.
Sebagai
penutup articular tulang yang mengeras dalam membran, misalnya klavicula dan
mandibula. Fibrocartilage putih dapat mengeras.
3.
Yellow
Fibrocartilage
Fibrocartilago
kuning mengandung bundel serat elastic yang sedikit dan tidak ada jaringan
berserat putih. Sehingga ia tidak dapat terkalsifikasi atau keras dan tidak ditemukan
dalam sistem musculoskeletal.
B. BONE
Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh vertebrata.
Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk
sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan
yang teratur.
Untuk tujuan deskritif agar dapat memahami konsep dasar
tulang berdasarkan bentuknya tulang dapat diklasifikasikan sebagai :
a.
Tulang
panjang, ditemukan dalam anggota badan : masing – masing terdiri dari
poros(diaphysis) dan dua ujung yang diperluas (epiphysis).
b.
Tulang
pendek (short Bone), disebut tulang pendek karena gandarya pendek. Tulang
pendek hanya terdapat pada tangan dan kaki. Contoh : tulang – tulang telapak
tangan (metatarsus bones) dan tulang – tulang jari tangan (phalangeus bones).
c.
Tulang
pipih (Flat Bone), biasanya disusun oleh dua atau lebih tulang padat datar yang
oleh bunga karang. Pada umumnya tulang pipih bersama-sama dengan tulang lainnya
membentuk rongga. Misalnya pada kepala mereka membetuk rongga otak. Pada rangka
dada mereka membetuk rangka dada. Contoh tulang pipih antara lainn : tulang
dada(os sternum), dan tulang ubun-ubun (os paristale).
d.
Tulang
tak beraturan bentuknya (irreguler Bone), dalam tubuh manusia banyak tulang
yang bentuknya tidak dapat dikelompokkan kedalam ketiga kelompok khusus diatas,
yaitu tulang yang tidak beraturan bentuknya. Contoh : tulang belakang (os
colummna vertebra), tulang rahang bawah (os mandibula) dan tulang rahang atas
(os maxilla).
1.
Bone
Development
a.
Manusia
memiliki rangka tubuh ketika dalam tahap perkembangan embrio. Rangka tubuh
dalam masa embrio masi berupa tulang rawan(kartilago). Kartilago dibentuk oleh
sel-sel mesenkim. Di dalam kartilago tersebut aka di isi oleh osteoblas.
Osteoblas merupakan sel-sel pembentuk tulang keras. Osteoblas akan mengisi
jaringan sekelilingnya dan membenstuk osteosit (sel-sel tulang).
b.
Sel
– sel tulaang dibentuk secara konsentris (dari arah dalam ke luar). Setiap
sel-sel tulang akan mengelilingi pembukuh darah dan serabut saraf, membentuk
sistem Havers. Selain itu, disekeliling sel-sel tulang ini terbentuk senyawa
protein pembentuk matriks tulang. Martriks tulang akan mengeras karna adanya
garam kapur (CaCO3) dan garam fosfat (Ca3(PO4)2).
c.
Didalam
tulang terdapat sel-sel osteoklas. Sel-sel ini berfungsi menyerap kembali sel
tulang yang sudah rusak dan dihancurkan. Adanya aktivitas sel osteoklas, tulang
akan berongga. Rongga ini kelak akan berisi sum-sum tulang. Osteoklas membentuk
rongga sedangkan osteoblas terus membentuk osteosit baru kearah permukaan luar.
Dengan demikian, tulang akan bertambah besar dan berongga.
d.
Proses
pembentukan tulang keras disebut osifikasi. Proses ini dibedakan menjadi dua
yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi intrakartilagenosa. Osifikasi
intramembranosa disebut juga penulangan langsung(osifikasi primer). Proses ini
terjadi pada tulang pipih, misalnya tuang tengkorak. Penulangan ini terjadi
secara langsung dan tidak akan terulang lagi untuk selamanya. Contoh osifikasi
intrakartilagenosa adalah pembentukan tulang pipah. Osifikasi ini menyebabkan
tulang bertambah panjang. Perhatikan gambar dibawah.
2.
Osifikasi intra membrane
Proses pembentukan
tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang. Contohnya pada proses
pembentukan tulang pipih. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang
kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal
langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intramembrane.
3.
Osifikasi
Endokondral
Proses pembentukan tulang yaang terjadi dimana sel-sel mesenkim
berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah
menjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang
belakang dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukan
sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif
membelah dan muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut certer
osifikasi. Osteoblas selanjuntnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang
dewasa ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang.
A.
Tahapan dalam
pengapuran dan pengerasan tulang hingga menjadi kartilago.
B.
Reptresentasi
skematis osteoblas dan aktivitas osteoklas.
C.
Pusat
pengerasan ditulang panjang, dan bagian-bagian tulang disetiap bentuk.

RINGKASAN SKELETAL TISSUE
|
|
KARTILAGO
|
BONE
|
Tambahan untuk tulang memberikan kekuatan, kekakuan dan beberapa
elastisitas.
|
Matriks organik sel dan serat yang diresapi garam mineral yang
dikelilingi oleh periosteum
|
Kartilago hialin membentuk tulang kerangka sementara dan permukaan
artikular sendi sinovial.
|
Tulang compac ditemmukan di poros (diaphysis) panjang tulang dan sebagai
cangkang tipis yang menutupi tulang cancellous
|
Fibrocartilage putih memiliki kekuatan tarik yang besar dan mampu menahan
tekanan-tekanan
|
Tulang cancellous ditemukan diujung tulang panjang (epiphysis), tulang
pendek dan datar
|
Fibrocartilage kuning mengandung serat elastis
|
Tulang berkembang baik oleh intramembran atau osifikasi endochondral
dimulai dari serangkaian pusat osifikasi primer da sekunder
|
4.
Skeletal
Muscle
Otot
rangka adalah jaringan otot lurik yang melekat pada tulang. Otot rangka terdiri
dari serat yang terlihat seperti campuran pita gelap dan terang dibundel
bersama yang berjalan disepanjang tulang.
1.
Struktur
dan komponen otot
Hampir
semua otot rangka menempel pada tulang. Otot memiliki struktur dan komponen
tersendiri seperti :
a.
Tendon,
jaringan ikat fibrosa(tidak elastis) yang tebal dan berwarna putih yang
menghubungkan otot rangka dengan tulang. Urat-urat ini berupa serabbut-serabut
simpai yang putih, berkilap, tidak elastic.
b.
Fascia,
merupakan jaringan ikat gabungan dari jaringan fibrus dan areolar yang
membungkus dan menghimpun otot menjadi satu.
c.
Sarcolemma
(membran sel /serat otot) dan sarcoplasma, yg merupakan unit structural
jaringan otot yang berdiameter 0,01-0,1 mm dengan panjang 1-40 mm yang melapisi
suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot.
d.
Miofibril,
merupakan serat – serat yang dapat dalam otot.
e.
Miofilamen,
merupakan benang-benang/filament halus yang berasal dari myofibril.
f.
Sarkoplasma,
merupakan cairan selotot yang fungsinya untuk tempat dimana myofibri dan
miofilamen berada.
g.
Rektikulum
sarkplasma, adalah bagian padat dari fasia dalam dan menambatkan tendon-tendon
yang berjalan melalui pergelangan dan mata kaki masuk kedalam tangan dan kaki.
C.
JOINTS
1.
Fibrous
Joints
a.
Sutura
b.
Gompohosis
c.
syndesmosis
2.
Cartilaginous
Joints
a.
Primary
Cartilaginous
b.
Secondary
Cartilaginous
3.
Synovial
Joints
a.
Plane
Joints
b.
Saddle
Joints
c.
Hinge
Joints
d.
Pivot
Joints
e.
Ball
And Socket Joint
f.
Condyloid
Joints
g.
Ellipsoid
Joint
D.
RECEPTOR
IN JOINTS END LIGAMENTS
No comments:
Post a Comment