Sunday, December 23, 2018

SWT (Shock Wave Therapy)


KATA PENGANTAR
           
            Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikanprotap mengenai “Shock Wave Therapy”ini. Dan tak lupa penulis kirimkan salawat kepada Nabi kita Muhammad S.A.W. Yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna bagi alam semesta.
Dengan adanya penulisan protap ini, penulis berharap dapat membantu dalam pembelajaran, dan bisa menyelesaikan masalah-masalah khususnya dalam ruang lingkup elektroterapi & sumber fisis mengenai ‘’Shock Wave Therapy’’. Disamping itu, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan protap ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

                                                                                                            Penyusun,


                                                                                   


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Tahun 1980, SWt digunakan pertama kali menghancurkan batu ginjal (Journal of Urology, 1982). Selama dua dekade terakhir, SWt telah  terstandar di banyak bidang:  Rehabilitasi, fisioterapi, ortopedi, dan urologi non infasif. Pada bidang-bidang ini terapi gelombang getar extracorporeal,  terutama memiliki efek biologis interstitial dan ekstraseluler mikroskopik untuk  regenerasi jaringan (Colagen forming – Neovascularisation effect). Pada urology: The Reverse Piezo Electri EffectàMicrotissue Damage (MTD), reaksi penyembuhan kond kronik (hasilnya à Neovaskularisasi lokal).
SWt : Gelombang akustik dengan dorongan energy yang sangat tinggi. SWt berbeda dgn UST, SWt memiliki amplitudo tekanan yang sangat besar dan berpulsasi tunggal, sedangkan UST memiliki pulsasi osilasi periodic. Istilah SWt, berarti pula pulsasi tekanan mekanik yang berkembang menjadi sebuah gelombang dalam tubuh manusia (The Reverse Piezo Electric).

B.     Rumusan Masalah
1.         Bagaimana fisika dasar  (FIDE) dari Shockwave Therapy (SWt)?
2.         Bagaimana biofisika (BIFOR) dari Shockwave Therapy (SWt)?
3.         Bagaimana neurofisiologi (NEFRO) dari Shockwave Therapy (SWt)?
4.         Bagaimana efek dari Shockwave Therapy (SWt)
5.         Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari Shockwave Therapy (SWt)
6.         Bagaimana metode teknik Shockwave Therapy (SWt)
7.         Bagaimana  menerapkan  modalitas Shockwave Therapy (SWt)

C.                Tujuan
Mampu Menjelaskan dan menerapkan Shockwave Therapy (SWt) sebagai salah satu modalitas elektro terapi.
BAB II
PEMBAHASAN


A.                Definisi
Shockwave Therapy (SWt) merupakan Gelombang akustik dengan dorongan energy yang sangat tinggi.  SWt memiliki amplitudo tekanan yang sangat besar dan berpulsasi tunggal, yang berkembang menjadi sebuah gelombang dalam tubuh manusia (The Reverse Piezo Electric).

B.   Fisika Dasar
1.      Primer dan secundary sircuits.
2.      Converges-divergens mecanism.
3.      Memprod gelb Akustik lebih dari 20.000 Hz, dengan dorongan energi yang sangat tinggi dari pompa udara.
4.      Memiliki amplitudo tekanan mekanik yang sangat besar yang  berpulsasi tunggal.
5.      Piezo Electric Charge pada barium titanate (PZT)àMecanical compression-rarefraction.
SWt  memiliki karakteristik berupa lonjakan pressure dengan amplitudo yang tinggi dan tidak bersifat periodik.
Description: Description: cara kerja shockwave I.JPG
Energi kinetik proyektil yang dihasilkan dari compressor udara disalurkan melalui transmiter sampai pada ujung aplikator, Copression- Rarefaction. Description: Description: cara kerja shockwave II.JPG
Energi tersebut di atas; mendorong proses penyembuhan, regenerasi dan proses perbaikan tendon dan soft tissue (Compression-rarefaction). SWt adalah gelombang akustik yang membawa high energy ke lokasi nyeri – jaringan fibrosa atau muskuloskeletal baik dalam kondisi subakut, subkronis dan kronis.
C.    Biofisika
1.      The reverse Piezoelectrical effect pada jaringan
a.       Compression-rarefraction pada jaringan
b.      Mechanical/micromassage effect yang lebih besar/lebih nyata
c.       Piezo Electric Charges effect (GAGs + Electrical fluids) yang lebih besar dan lebih nyata
d.      Efek homeostatik metabolik lebih nyata (sirkulasi dara dan cairan tubuh, suhu, kelenturan dan regenerasi jaringan, penguraian sisa metabolik serta peningkatan konduktivitas saraf ).
2.      Pembentukan Neovascularisation
3.      Memfasilitasi pain less  dan recovery jaringan tubuh lebih capat.
D.    Neurofisiologi
1.      Tipe-tipe saraf,
2.      MTD ( Neurogenic inflamation),
3.      Pain deppressor,
4.      Piezo Electric Charges
5.      Gate Control
6.      Viscero-somatic integration.

E.     Efek Fisiologi dan Teraupetik
1.      Efek Fisiologi :
a.       Peningkatan GAGs dan Electrical Fluids pada interstitial sel
b.      Peningkatan homeostatic metabolic (sirkulasi darah, nutrisi, oxigen dan penguraian sisa metabolik seperti  ‘P’ )    
Adanya aktivitas substansi P (mediator nyeri dan faktor pertumbuhan) menstimulasi serabut nosisepsi afferent dan mendorong timbulnya edema serta sekresi histamin. Pengurangan konsentrasi substansi P akan mengurangi rasa nyeri di daerah luka dan menurunkan resiko timbulnya edema.
c.       Regenerasi dan kelenturan jaringan
d.      Memfasilitasi aktivitas endogenous opiates
e.       Peningkatan konduktivitas saraf
f.       Memfasilitasi pembentukan Neovascularisation.
2.      Efek terapeutik :
a.       Peningkatan reparasi dan recovery cedera jaringan
1)      Meningkatkan produksi kolagen
Produksi kolagen dalam jumlah yang cukup merupakan faktor penting untuk proses perbaikan dari struktur myoskeletal dan ligamen. Teknologi SWt mampu menstimulasi produksi kolagen di jaringan dalam (MTD).
2)      Meningkatkan metabolisme dan mikro sirkulasi
Teknologi SWt mempercepat pembuangan metabolit nosisepsi, meningkatkan oksigenasi dan mensuplai energi yang cukup ke jaringan yang rusak. Hal ini mendorong pembuangan histamin, asam laktat dan agen iritant lain yang sebagian besar bersifat asam.
Description: Description: efek mikro sirkulasi.JPG

b.      Mengurangi nyeri hyperalgesi
c.       Mengurangi Spasme otot.
Hiperaemia adalah salah satu efek dasar dari terapi shockwave pada tubuh. Terapi shockwave menyediakan better energy untuk mensuplai otot hipertonik dan struktur ligamentumnya. Efek lebih jauh mampu menurunkan interaksi patologis antara actin dan myosin. Ini mendorong penurunan tegangan otot (spasme) yang sering menimbulkan rasa nyeri bagi pasien.    
d.      Mengurangi odem
3.      Mengatasi Crosslinked jaringan fibrotic
4.      Perbaikan mobilitas
Teknologi SWt mampu mengatasi kalsifikasi pada fibroblast dan memulai dekalsifikasi subsequent secara biokimia dari calcaria primer atau gejala sekunder arthrosis.
Description: Description: efek kalsifikasi.JPG
F.     Indikasi dan Kontraindikasi
1.      Indikasi :
a.       Painful shoulder (calcification, tendonitis, impingement syndrome)
b.      Tennis elbow (epicondylitis humeri radialis/ulnaris)
c.       Exostoses of small hand joint in case of grade 1 arthrosis
d.      Bursitis trochanterica
e.       Nyeri pada insersi hamstring
f.       Achillodynia
g.      Heel spur (Calcar calcanei)
h.      Plantar fascitis
i.         Sindrom tibialis anterior
j.        Jumper’s knee (sindrom patella tip)
k.      Nyeri pada groin area
l.        Nyeri pada bagian palmaris wrist joint
2.      Kontraindikasi
a.       Defisit sensasi pada area fokal
b.      Infeksi bakteri akut pada area terapi
c.       Luka terbuka pada area terapi
d.      Thrombosis
e.       Kanker, penyakit tumor
f.       Gangguan koagulasi darah dan aplikai saat penggunaan antikoagulan
g.      Penyakit infeksi akut

G.    Metode dan Teknik SWt
1.      Persiapan pasien
a.       Gunakan gel transmisi secukupnya pada seluruh area tenderness.
b.      Penggunaan gel ultrasound bahan dasar yang terstandar standar .
2.      Pemeriksaan pasien Terapi Shockwave
a.       Assessment dan evaluasi klinis mutlak diperlukan.
b.      Pada kasus prostatitis seluruh pasien harus diperiksa dengan baik untuk menghindari proses malignant pada area treatment. Palpasi rektum pada prostat sebelum dan saat penanganan dianjurkan. untuk membuat target optimum dari energi terapeutik.
3.      Prosedur terapi
a.       Pastikan bahwa selalu tersedia gel transmisi yang cukup antara permukaan kulit dan aplikator.
b.      Waktu terapi umum adalah kira-kira 8-12 menit ketika mengaplikasikan 3000 sekitar  pulsasi  pada area patologi.
c.       Protocol terapeutik spesifik  berbeda berdasarkan indikasi aktual tiap kondisi  pasien.
d.      Posisi aplikator dan tehnik parameter dideskripsikan secara terpisah untuk tiap indikasi patologi.
e.       Tehnik terapi adalah kontak  langsung pada area yang ditangani.
f.       Direkomendasikan interval selang sehari terapi. tergantung pada aktualisasi  kondisi.
g.      Mulai aplikasi di luar area yang paling nyeri dan kemudian setelah beberapa puls di pindahkan secara langsung pada area patologis.

4.      Contoh Teknik aplikasi
Tentukan area  tenderness  dengan cara palpasi
Description: Description: cara pakai 1.JPG

Oleskan gel ke area yang akan diterapi
Description: Description: cara pakai 2.JPG
Lakukan terapi shockwave
Description: Description: cara pakai 3.JPG
5.      Aplikasi SWt pada berbagai kasus nyeri dan recovery jaringan
a.    Painful Shoulder (calsification, tendonitis, impingement syndrome)
Description: Description: painful shoulder.JPG
Therapy parameters (FITT):
1)      Frequency: 3 – 4 kali, selang sehari
2)      Intensity:
a)      Pressure: 1.5 – 2 bars
b)      Frequency: 10 – 15 Hz
c)      Number of shocks: 1000
3)      Technique:
Vertical direct contact
4)      Time: 5-10 menit (tentative)





b.      Calcar calcanei, plantar fasciitis
Description: Description: calcar.JPG
Therapy parameters (FITT):
1)            Frequency: 4 – 6 kali, selang sehari
2)            Intensity:
a)      Pressure: 2.5 – 3.5 bars
b)      Frequency: 5 – 8 Hz
c)      Number of shocks: 2000
3)            Technique
Vertical direct contact
4)            Time: 5 - 10 menit (tentatif)
c.       Radial/ulnar epicondylitis
Description: Description: radial ulna epicondylitis.JPG
Therapy parameters (FITT):
1)            Frequency: 4 – 5 kali, selang sehari
2)            Intensity:
a)      Pressure: 2 – 2.5 bars
b)      Frequency: 5– 10 Hz
c)      Number of shocks: 2000
3)            Technique
Vertical direct contact
4)            Time: 5 – 10 menit (tentatif)
d.      Achillodynia
Description: Description: achill.JPG
Therapy parameters (FITT)
1)            Frequency: 4 – 6 kali, selang sehari
2)            Intensity:
a) Pressure: 2 – 3 bars
b) Frequency: 5 – 8 Hz
c) Number of shocks: 2000
3)            Technique
Vertical direct contact
4)            Time: 5 – 10 menit (tentatif)







e.       Patellar tendinopathy (or jumper’s knee)
Description: Description: patella.JPG
Therapy parameters (FITT)
1)            Frequency: 4 – 6 kali, selang sehari
2)            Intensity:
a) Pressure: 2 – 3 bars
b) Frequency: 4 – 8 Hz
c) Number of shocks: 2000
3)            Technique
Vertical direct contact
4)            Time: 5 – 19 menit (tentatif)

f.       Trigger points
Description: Description: trigger point.JPG
Therapy parameters (FITT)
1)            Frequency: 3 – 4 kali, selang sehari
2)            Intensity:
a) Pressure: 2 – 4 bars
b) Frequency: 5 – 15 Hz
c) Number of shocks: 2000
3)            Technique
Vertical direct contact
4)            Time: 5 – 7 menit (tentatif)

g.      Tibialis anterior syndrome
Description: Description: tibialis anterior.JPG
Therapy parameters (FITT)
1)            Frequency: 2 – 4 kali, selang sehari
2)            Intensity:
a) Pressure: 1.5 – 2.5 bars
b) Frequency: 5 – 10 Hz
c) Number of shocks: 2000
3)            Technique
Vertical direct contact
4)            Time: 3 – 7 menit (tentatif)







h.      Pain in the hip area
Description: Description: HIP area.JPG
Therapy parameters (FITT)
1)            Frequency: 4 – 6 kali, selang sehari
2)            Intensity:
a)      Pressure: 2.5 – 3 bars
b)      Frequency: 10 – 15 Hz
c)      Number of shocks: 2000
3)            Technique
Vertical direct contact
4)            Time: 4 – 7 menit (tentatif)












BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN


  1. Kesimpulan
Shockwave Therapy (SWt) merupakan Gelombang akustik dengan dorongan energy yang sangat tinggi.  SWt adalah gelombang akustik yang membawa high energy ke lokasi nyeri  jaringan fibrosa atau muskuloskeletal baik dalam kondisi subakut, subkronis dan kronis.

  1. Saran
SWt memiliki amplitudo tekanan yang sangat besar dan berpulsasi tunggal, yang berkembang menjadi sebuah gelombang dalam tubuh manusia (The Reverse Piezo Electric) sehingga perlu memperhatikan Dosis, indikasi dan kontraindikasi selama menggunakan modalitas tersebut.















DAFTAR PUSTAKA

Djohan Aras. 2013. Elektroterapi untuk Fisioterapi. Makassar
Djohan Aras. 2015. Cara Belajar Elektroterapi. Makassar

No comments:

Post a Comment