KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah tuhan semesta
alam yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikanprotap mengenai “Shock Wave Therapy”ini. Dan tak lupa penulis
kirimkan salawat kepada Nabi kita Muhammad S.A.W. Yang telah menunjukkan kepada
kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna bagi alam
semesta.
Dengan
adanya penulisan protap ini, penulis berharap dapat membantu dalam
pembelajaran, dan bisa menyelesaikan masalah-masalah khususnya dalam ruang
lingkup elektroterapi & sumber fisis mengenai ‘’Shock Wave Therapy’’. Disamping itu, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan laporan protap ini, baik dari materi maupun
teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Penyusun,
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Tahun
1980, SWt digunakan pertama kali menghancurkan batu ginjal (Journal of
Urology, 1982). Selama dua dekade terakhir, SWt telah terstandar di banyak bidang: Rehabilitasi, fisioterapi, ortopedi, dan
urologi non infasif. Pada bidang-bidang ini terapi gelombang getar extracorporeal, terutama memiliki efek biologis interstitial
dan ekstraseluler mikroskopik untuk
regenerasi jaringan (Colagen forming – Neovascularisation effect).
Pada urology: The Reverse Piezo Electri EffectàMicrotissue
Damage (MTD), reaksi penyembuhan kond kronik (hasilnya à Neovaskularisasi lokal).
SWt
: Gelombang akustik dengan dorongan energy yang sangat tinggi. SWt berbeda dgn
UST, SWt memiliki amplitudo tekanan yang sangat besar dan berpulsasi tunggal,
sedangkan UST memiliki pulsasi osilasi periodic. Istilah SWt, berarti pula
pulsasi tekanan mekanik yang berkembang menjadi sebuah gelombang dalam tubuh
manusia (The Reverse Piezo Electric).
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana fisika dasar (FIDE) dari Shockwave Therapy (SWt)?
2.
Bagaimana biofisika (BIFOR) dari Shockwave
Therapy (SWt)?
3.
Bagaimana neurofisiologi (NEFRO) dari Shockwave
Therapy (SWt)?
4.
Bagaimana efek dari Shockwave
Therapy (SWt)
5.
Apa saja indikasi dan kontraindikasi
dari Shockwave Therapy (SWt)
6.
Bagaimana metode teknik Shockwave
Therapy (SWt)
7.
Bagaimana menerapkan modalitas Shockwave Therapy (SWt)
C.
Tujuan
Mampu Menjelaskan dan menerapkan Shockwave Therapy (SWt) sebagai salah satu modalitas elektro
terapi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Shockwave
Therapy (SWt) merupakan Gelombang akustik dengan dorongan
energy yang sangat tinggi. SWt memiliki
amplitudo tekanan yang sangat besar dan berpulsasi tunggal, yang berkembang
menjadi sebuah gelombang dalam tubuh manusia (The Reverse Piezo Electric).
B.
Fisika Dasar

1. Primer
dan secundary sircuits.
2. Converges-divergens
mecanism.
3. Memprod
gelb Akustik lebih dari 20.000 Hz, dengan dorongan energi yang sangat tinggi
dari pompa udara.
4. Memiliki
amplitudo tekanan mekanik yang sangat besar yang berpulsasi tunggal.
5. Piezo
Electric Charge pada barium titanate (PZT)àMecanical
compression-rarefraction.
SWt
memiliki karakteristik berupa lonjakan pressure dengan amplitudo yang
tinggi dan tidak bersifat periodik.

Energi kinetik
proyektil yang dihasilkan dari compressor udara disalurkan melalui transmiter
sampai pada ujung aplikator, Copression- Rarefaction. 

Energi tersebut di atas; mendorong proses
penyembuhan, regenerasi dan proses perbaikan tendon dan soft tissue
(Compression-rarefaction). SWt adalah gelombang akustik yang membawa high
energy ke lokasi nyeri – jaringan fibrosa atau muskuloskeletal baik dalam
kondisi subakut, subkronis dan kronis.
C.
Biofisika
1. The reverse Piezoelectrical effect
pada jaringan
a. Compression-rarefraction
pada jaringan
b. Mechanical/micromassage effect
yang lebih besar/lebih nyata
c. Piezo Electric Charges effect
(GAGs + Electrical fluids) yang lebih besar dan lebih nyata
d. Efek
homeostatik metabolik lebih nyata (sirkulasi dara dan cairan tubuh, suhu,
kelenturan dan regenerasi jaringan, penguraian sisa metabolik serta peningkatan
konduktivitas saraf ).
2. Pembentukan
Neovascularisation
3. Memfasilitasi
pain less dan recovery jaringan tubuh
lebih capat.
D.
Neurofisiologi
1. Tipe-tipe
saraf,
2. MTD
( Neurogenic inflamation),
3. Pain
deppressor,
4. Piezo
Electric Charges
5. Gate
Control
6. Viscero-somatic
integration.
E.
Efek
Fisiologi dan Teraupetik
1.
Efek Fisiologi :
a. Peningkatan
GAGs dan Electrical Fluids pada interstitial sel
b. Peningkatan
homeostatic metabolic (sirkulasi darah, nutrisi, oxigen dan penguraian sisa
metabolik seperti ‘P’ )
Adanya aktivitas substansi P (mediator
nyeri dan faktor pertumbuhan) menstimulasi serabut nosisepsi afferent dan
mendorong timbulnya edema serta sekresi histamin. Pengurangan konsentrasi
substansi P akan mengurangi rasa nyeri di daerah luka dan menurunkan resiko
timbulnya edema.
c. Regenerasi
dan kelenturan jaringan
d. Memfasilitasi
aktivitas endogenous opiates
e. Peningkatan
konduktivitas saraf
f. Memfasilitasi
pembentukan Neovascularisation.
2.
Efek terapeutik :
a. Peningkatan
reparasi dan recovery cedera jaringan
1) Meningkatkan
produksi kolagen
Produksi kolagen dalam jumlah yang
cukup merupakan faktor penting untuk proses perbaikan dari struktur myoskeletal
dan ligamen. Teknologi SWt mampu menstimulasi produksi kolagen di jaringan
dalam (MTD).
2) Meningkatkan
metabolisme dan mikro sirkulasi
Teknologi SWt mempercepat
pembuangan metabolit nosisepsi, meningkatkan oksigenasi dan mensuplai energi
yang cukup ke jaringan yang rusak. Hal ini mendorong pembuangan histamin, asam
laktat dan agen iritant lain yang sebagian besar bersifat asam.

b. Mengurangi
nyeri hyperalgesi
c. Mengurangi
Spasme otot.
Hiperaemia
adalah salah satu efek dasar dari terapi shockwave pada tubuh. Terapi
shockwave menyediakan better energy untuk mensuplai otot hipertonik dan
struktur ligamentumnya. Efek lebih jauh mampu menurunkan interaksi patologis
antara actin dan myosin. Ini mendorong penurunan tegangan otot (spasme) yang
sering menimbulkan rasa nyeri bagi pasien.
d. Mengurangi
odem
3.
Mengatasi Crosslinked jaringan fibrotic
4.
Perbaikan mobilitas
Teknologi
SWt mampu mengatasi kalsifikasi pada fibroblast dan memulai dekalsifikasi
subsequent secara biokimia dari calcaria primer atau gejala sekunder arthrosis.

F.
Indikasi
dan Kontraindikasi
1. Indikasi
:
a. Painful
shoulder (calcification, tendonitis, impingement syndrome)
b. Tennis
elbow (epicondylitis humeri radialis/ulnaris)
c.
Exostoses
of small hand joint in case of grade 1 arthrosis
d.
Bursitis
trochanterica
e. Nyeri
pada insersi hamstring
f. Achillodynia
g. Heel
spur (Calcar calcanei)
h. Plantar
fascitis
i.
Sindrom tibialis anterior
j.
Jumper’s knee (sindrom patella tip)
k. Nyeri
pada groin area
l.
Nyeri pada bagian palmaris wrist joint
2. Kontraindikasi
a. Defisit
sensasi pada area fokal
b. Infeksi
bakteri akut pada area terapi
c. Luka
terbuka pada area terapi
d. Thrombosis
e. Kanker,
penyakit tumor
f. Gangguan
koagulasi darah dan aplikai saat penggunaan antikoagulan
g. Penyakit
infeksi akut
G.
Metode
dan Teknik SWt
1.
Persiapan pasien
a. Gunakan
gel transmisi secukupnya pada seluruh area tenderness.
b. Penggunaan
gel ultrasound bahan dasar yang terstandar standar .
2.
Pemeriksaan pasien Terapi Shockwave
a. Assessment
dan evaluasi klinis mutlak diperlukan.
b. Pada
kasus prostatitis seluruh pasien harus diperiksa dengan baik untuk menghindari
proses malignant pada area treatment. Palpasi rektum pada prostat sebelum dan
saat penanganan dianjurkan. untuk membuat target optimum dari energi
terapeutik.
3.
Prosedur terapi
a. Pastikan
bahwa selalu tersedia gel transmisi yang cukup antara permukaan kulit dan
aplikator.
b. Waktu
terapi umum adalah kira-kira 8-12 menit ketika mengaplikasikan 3000
sekitar pulsasi pada area patologi.
c. Protocol
terapeutik spesifik berbeda berdasarkan
indikasi aktual tiap kondisi pasien.
d. Posisi
aplikator dan tehnik parameter dideskripsikan secara terpisah untuk tiap
indikasi patologi.
e. Tehnik
terapi adalah kontak langsung pada area
yang ditangani.
f. Direkomendasikan
interval selang sehari terapi. tergantung pada aktualisasi kondisi.
g. Mulai
aplikasi di luar area yang paling nyeri dan kemudian setelah beberapa puls di
pindahkan secara langsung pada area patologis.
4.
Contoh Teknik aplikasi
Tentukan
area tenderness dengan cara palpasi

Oleskan
gel ke area yang akan diterapi

Lakukan
terapi shockwave

5.
Aplikasi SWt pada berbagai kasus nyeri
dan recovery jaringan
a. Painful
Shoulder (calsification, tendonitis, impingement syndrome)

Therapy
parameters (FITT):
1) Frequency:
3 – 4 kali, selang sehari
2) Intensity:
a) Pressure:
1.5 – 2 bars
b) Frequency:
10 – 15 Hz
c) Number
of shocks: 1000
3) Technique:
Vertical direct contact
4) Time:
5-10 menit (tentative)
b.
Calcar calcanei, plantar fasciitis

Therapy
parameters (FITT):
1)
Frequency: 4 – 6 kali, selang sehari
2)
Intensity:
a) Pressure:
2.5 – 3.5 bars
b) Frequency:
5 – 8 Hz
c) Number
of shocks: 2000
3)
Technique
Vertical direct contact
4)
Time: 5 - 10 menit (tentatif)
c.
Radial/ulnar epicondylitis

Therapy
parameters (FITT):
1)
Frequency: 4 – 5 kali, selang sehari
2)
Intensity:
a) Pressure:
2 – 2.5 bars
b) Frequency:
5– 10 Hz
c) Number
of shocks: 2000
3)
Technique
Vertical direct contact
4)
Time: 5 – 10 menit (tentatif)
d.
Achillodynia

Therapy
parameters (FITT)
1)
Frequency: 4 – 6 kali, selang sehari
2)
Intensity:
a) Pressure: 2 – 3 bars
b) Frequency: 5 – 8 Hz
c) Number of shocks: 2000
3)
Technique
Vertical direct contact
4)
Time: 5 – 10 menit (tentatif)
e.
Patellar tendinopathy (or jumper’s knee)

Therapy
parameters (FITT)
1)
Frequency: 4 – 6 kali, selang sehari
2)
Intensity:
a) Pressure: 2 – 3 bars
b) Frequency: 4 – 8 Hz
c) Number of shocks: 2000
3)
Technique
Vertical direct contact
4)
Time: 5 – 19 menit (tentatif)
f.
Trigger points

Therapy
parameters (FITT)
1)
Frequency: 3 – 4 kali, selang sehari
2)
Intensity:
a) Pressure: 2 – 4 bars
b) Frequency: 5 – 15 Hz
c) Number of shocks: 2000
3)
Technique
Vertical direct contact
4)
Time: 5 – 7 menit (tentatif)
g.
Tibialis anterior syndrome

Therapy
parameters (FITT)
1)
Frequency: 2 – 4 kali, selang sehari
2)
Intensity:
a) Pressure: 1.5 – 2.5 bars
b) Frequency: 5 – 10 Hz
c) Number of shocks: 2000
3)
Technique
Vertical direct contact
4)
Time: 3 – 7 menit (tentatif)
h.
Pain in the hip area

Therapy
parameters (FITT)
1)
Frequency: 4 – 6 kali, selang sehari
2)
Intensity:
a) Pressure:
2.5 – 3 bars
b) Frequency:
10 – 15 Hz
c) Number
of shocks: 2000
3)
Technique
Vertical direct contact
4)
Time: 4 – 7 menit (tentatif)
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
- Kesimpulan
Shockwave Therapy (SWt) merupakan
Gelombang akustik dengan dorongan energy yang sangat tinggi. SWt adalah gelombang akustik yang membawa high
energy ke lokasi nyeri jaringan fibrosa
atau muskuloskeletal baik dalam kondisi subakut, subkronis dan kronis.
- Saran
SWt memiliki
amplitudo tekanan yang sangat besar dan berpulsasi tunggal, yang berkembang
menjadi sebuah gelombang dalam tubuh manusia (The Reverse Piezo Electric) sehingga
perlu memperhatikan Dosis, indikasi dan kontraindikasi selama menggunakan modalitas
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Djohan Aras. 2013. Elektroterapi untuk Fisioterapi. Makassar
Djohan Aras. 2015. Cara Belajar Elektroterapi. Makassar
No comments:
Post a Comment