Sunday, December 23, 2018

MWD(Micro Wave Diathermy)


KATA PENGANTAR
           
            Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan protap mengenai “Micro Wave Diathermyini. Dan tak lupa penulis kirimkan salawat kepada Nabi kita Muhammad S.A.W. Yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna bagi alam semesta.
Dengan adanya penulisan protap ini, penulis berharap dapat membantu dalam pembelajaran, dan bisa menyelesaikan masalah-masalah khususnya dalam ruang lingkup elektroterapi & sumber fisis mengenai Micro Wave Diathermy. Disamping itu, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan protap ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
                                                                                                            Penyusun

                                                                                                 















  1. Definisi
Micro Wave Diathermy adalah modalitas fisioterapi yang menggunakan gelombang micro dalam bentuk radiasi elektro magnetik dengan frekuensi 2450 Mhz dan panjang gelombang 12,25 cm. Micro Wave Diathermy memiliki kedalaman penetrasi 3cm dengan radiasi pada satu sisi tubuh dan pemanasan tertinggi pada jaringan vaskuler.

  1. Indikasi
Energi elektromagnetik yang intermitten bisa diterapkan pada fase-fase penyembuhan luka. Terutama pada fase peradangan sangat membantu melindungi jaringan dan struktur persendian. Beberapa jenis patologi seperti traumatologi, rematologi, dapat dipercepat proses penyembuhan lukanya dengan adanya pemberian energi elektromagnetik 27 MHz. Sebagai syarat untuk menentukan indikasi perlu dipertimbangkan 3 hal yaitu :
1.      Stadium dari proses penyembuhan luka
2.      Sifat dari jaringan atau organ yang mengalami kerusakan seperti otot, lemak atau jaringan lain.
3.      Lokalisasi dari jaringan atau organ yang mengalami kerusakan
Beberapa contoh indikasi yang banyak digunakan antara lain :
1.      Kelainan-kelainan pada tulang, sendi dan otot misalnya R.A. , pos traumatik.
2.      Kelainan pada syaraf perifer seperti neuropati dan neuralgia
  1. Kontra Indikasi
      Pada prinsipnya kontra indikasi pada penggunaan energi elektromagnetik 27 MHz yang intermitten maupun continue dengan energi elektromagnetik 24,50 MHz adalah sama. Pada dasarnya tidak ada batasan berapa besar energi elektromagnetik yang diperbolehkan untuk menimbulkan panas dalam jaringan tubuh. Pada terapi dengan energi elektromagnetik 27 MHz harus memperhatikan  hal-hal sebagai berikut :
  1. Penggunan tidak boleh menimbulkan nyeri bahkan tidak boleh sampai menyebabkan panas yang berlebihan.
  2. Penggunaanya tidak boleh sampai timbul panas apabila terdapat kemungkinan bahwa dengan terapi ini dapat memperberat peradangan atau diperlirakan ada gangguan sirkulasi darah sehingga tidak dapat menyebarkan panas yang terjadi.
Beberapa kontra indikasi pada pemberian energi elektromagnetik 27 MHz :
Logam dalam tubuh
       Pemberian energi elektromagnetis 27 MHz pada jaringan tubuh yang ada logamnya akan menyebabkan konsentrasi energi pada logam, sehingga jaringan disekitar logam akan dapat panas yang berlebihan akibatnya bisa terbakar.
Alat-alat Elektronis
       Energi elektromagnetik dapat mempengaruhi alat-alat elektronis sehingga dapat mengalami kerusakan misalnya : disket komputer, jam tangan, alat audio visual dan alat-alat elektro medis yang digunakan oleh fisioterapis dan pace maker
Gangguan peredaran darah/pembuluh darah
        Pemberian energi elektromagnetik 27 MHz, cenderung menimbulkan pendarahan/gangren dan atau trombose, buerger' descase dan raynaud's desease atau gangguan jantung yang mengarah ke dekompensasi.
Nilon dan bahan lain yang tidak menyerap kringat
       Karena bahan ini tidak menyerap kringat, sehingga dapat mengundang adanya kosentrasi energi elektromagnetik 27 MHz yang dapat mengakibatkan luka bakar di jaringan.
Jaringan dan organ yang mempunyai banyak cairan
       Misalnya pada mata atau luka basah dan eksim basah yang dapat menimbulkan kebakaran dijaringan.
Gangguan sensabilitas
       Pada gangguan ini, terutama panas dan dingin, maka pemberian dosis secara subyektif sebaiknya dihindari. Pelaksanaan terapi pada kasus-kasus seperti ini dianjurkan menggunakan intensitas 30% lebih rendah dari intensitas semula.
Neuropati
       Jenis neuropati yang dimaksudkan di sini adalah neuropati yang diikuti adanya gangguan tropis pada syaraf perifer. Akibatnya ada gangguan reaksi sirkulasi darah yang perlu untuk proses metabolisme yang baik selama pemberian elektro magnetik. Jenis neuropati yang lain yang kontra indikasi adalah neuropati akibat DM, angiopati dibetika, yang dapat menimbulkan gangguan sensabilitas.
Transqualiser
       Pada pasien yang memakai alat transqualizer pemberian energi elektromagnetik dapat memungkinkan terjadinya over dosis, karena pasien yang menggunakannya biasanya mengalami gangguan kesadaran.
Infeksi akut dan demam
       Pemberian EEM 27 MHz pada keadaan ini dapat memperluas infeksi bakteri melalui aliran darah.
Setelah menjalani terapi rontgen
       Dengan pemberian EEM 27 MHz pada jaringan yang menjalani terapi rontgen mempunyai efek yang lebih kuat, sehingga jaringan tersebut menjadi lebih peka.
Jaringan yang mitosisnya sangat cepat
       Yang dimaksud disini adalah epiphysis tulang dan organ-organ pembuat darah, dan uterus pada ibu hamil. Pemberian EEM kontra indikasi pada epiphysis pada usia 18 tahun. Sedangkan pada tumor kecepatan mitosisnya jadi lebih tinggi sehingga mudah terjadi metastasis.


Menstruasi
Pemberian EEM 27 MHz pada saat menstruasi pada daerah lumbal dan sakral (lumbosakral) dapat mengganggu siklus menstruasinya.
Kehamilan
       Aplikasi EEM 27 MHz secara langsung di daerah kehamilan atau daerah lumbal dan sakral akan menyebabkan gangguan keseimbangan zat asam (oksigen) pada plasenta.
Faktor Kolagen
       Pemberian EEM 27 MHz pada RA, dimana terjadi kenaikan temperatur sendi dapat menunjukkan adanya kolagenelise. Dengan kenaikan temperatur 5 derajat celcius di intra articular maka enzim perusak jaringan kolagen juga ikut meninggi (tambah banyak).




























Daftar Pustaka
Djohan Aras. 2013. Elektroterapi untuk Fisioterapi. Makassar
Djohan Aras. 2015. Cara Belajar Elektroterapi. Makassar

No comments:

Post a Comment