BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
The therabath terus di
produksi di Amerika Serikat ,dibuat untuk FDA kelas II Medical device standar
dan masih satu satunya made in USA CE/ETL terdaftar mandi paraffin dari tangan,
kaki, wajah dan tubuh sejak tahun 1962. Terapililin atau paraffin bath ,Terapi ini
menggunakan lilin parafin yang telah dikenal dan dimanfaatkan selama berabad-abad
di mulai sejak kekaisaran Romawi. Komponen alami lilin parafin berasal dari minyak
mineral mentah yang dihasilkan melalui proses penyulingan atau pemisahan lilin dari
minyak mineral mentah tersebut. Parafin Bath merupakan salah satu modalitas terapi
yang menggunakan metode panas dan lembab, yang bertujuan untuk mempercepat
proses penyembuhan, merelaksasikan jaringan lunak tubuh dan mengurangi nyeri
pada otot.
Suatu bentuk thermotherapy,
perawatan paraffin efektif untuk meningkatkan aliran darah, membantu rehabilitasi
atau menghangatkan tubuh, sebelum terapi atau latihan lainnya, paraffin hangat
juga digunakan secara luas untuk melembutkan kulit kering, pecah-pecah, dengan kelembapan
dari dalam tubuh kepermukaan. Parafin Bath merupakan salah satu modalitas
terapi yang menggunakan metode panas dan lembab, yang bertujuan untuk mempercepat
proses penyembuhan, merelaksasikan jaringan lunak tubuh dan mengurangi nyeri
pada otot.
A.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan paraffin bath?
2.
Apa saja fisika dasar,biofisika dan
neurofisilogi dari paraffin bath?
3.
Apa saja indikasi, kontraindikasi paraffin
bath?
4.
Bagaimana metode teknik paraffin bath?
5.
Bagaimana cara mengaplikasikan paraffin bath?
B.
Tujuan
Mampu menjelaskan dan
menerapkanpenggunaan paraffin bath sebagai
salah satu modalitas elektroterapi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Parafin bath adalah salah satu alat modalitas
fisioterapi dengan menggunakan lilin sebagai medianya yang dipanaskan pada suhu
tertentu. Pada prinsipnya terapi ini merupakan terapi yang memaanfaatkan pada
suhu yang relatif tinggi (panas).
B. Fisika Dasar
1. Temperatur
Temperatur media zat cair atau air menurut
klasifikasi yang di ajukan dalam buku Physical
Medicine (krusun) adalah sebagai berikut:
Very cold (sangat dingin) = 34 - 350F=10-130
C
Cold (dingin) = 55 - 650F=130-180
C
Cool (sejuk) = 65 - 800F=180-
270 C
Tepid = 80 - 920F=270-33,50
C
Neutral (netral) = 92 - 960F=33,50-35,50
C
Warm (hangat) = 96 - 980F=35,50-36,50
C
Hot (panas) =
98 - 1040F=36,50-400 C
Very hot (sangat panas) = 104 - 1150F=400-460
C
Energi panas dari suatu benda dapat
dipindahkan dengan jalan : konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi. Dalam
hokum fisika thermal, banyaknya kalor
yang diterima suatu benda sebanding dengan kenaikan suhu benda( Hukum Kalor).
Kalor yang dillepaskan oleh suatu benda sama dengan kalor yang diterima oleh
sekelilingnya (Azas Black)
2. Tekanan hidrostatis
Benda dalam zat cair atau air
mendapatkan tekanan hidrostatis dari segala jurusan,besarnya sebanding dengan
jarak benda terhadap permukaan zat cair.
C.
Biofisika
Metode panas dan lembab,
yang diberikan oleh paraffin dapat
merangsang saraf sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan, merelaksasikan
jaringan lunak tubuh dan mengurangi nyeri pada otot.
D.
Neurofisiologi
Berikut
merupakan neurofisiologi :
1.
Pain
depressor
2.
Homeostatic
Vasomotion
3.
Fasilitasi tipe saraf II
4.
Gate
control
E.
Efek Fisiologi dan Terapeutik
1.
Efek Fisiologis
a.
Meningkatkan proses metabolisme.
b.
Vasodilatasi pembuluh darah.
c.
Pigmentasi
d.
Pengaruh terhadap urat saraf sensoris.
e.
Pengaruh terhadap jaringan otot.
f.
Destruksi jaringan.
g.
Menaikkan temperatur tubuh.
h.
Mengaktifkan kerja kelenjar keringat.
2.
Efek Terapeutik
Pengaruh
terapeutik dari sinar infra merah, secara garis besar dapat disebutkan sebagai
berikut :
a.
Relief
of pain (mengurangi/menghilangkan rasa sakit)
b. Muscle relaxation (relaksasi
otot).
c. Increased blood suplay (meningkatkan
suplai darah).
d. Menghilangkan
sisa-sisa hasil metabolisme.
F.
Indikasi, dan Kontraindikasi
1.
Indikasi
a.
Kondisi pasca trauma: swelling dan
stifnes
b.
smuscle
strain, muscle sprain
c.
Arthritis : Rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, myalgia, lumbago, neuralgia, neuritis.
d.
Gangguan sirkulais darah :
Thromboangitis obliterans, thromboplebitis, Reynold’s
disease.
e.
Persiapan exercise dan massage.
2.
Kontraindikasi
a.
Gangguan sensibilitas kulit.
b.
Luka terbuka.
G.
Metode dan Teknik pengobatan dengan paraffin
Bath
1. Persiapan
pasien
a. Tes
sensibilitas panas dingin.
b. Posisi
pasien aman dan nyaman
c. Bebaskan
area yang akan diterapi dari pakaian
d. Informasikan
sensasi yang akan didapatkan
2. Persiapan
alat
Sebelum
digunakan, lakukan tes terlebih dahulu seperti suhunya.
3. Dosis
elektro terapi menggunakan paraffin bath
a.
Frequency
1) Dosis
tinggi, interval agak lama: 3-4 kali per minggu
2) Dosis
rendah, interval singkat : tiap
hari-beberapa kali perhari
b.
Intensity
Suhu yang digunakan 40-450C
c.
Technique
Perendaman
dan penguasan ( sampai lilin menebal ± 15-20 perendaman).
d.
Time
Dilakukan
selama 10-15 menit.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Parafin Bath merupakan salah satu modalitas
terapi yang menggunakan metode panas dan lembab, yang bertujuan untuk mempercepat
proses penyembuhan, merelaksasikan jaringan lunak tubuh dan mengurangi nyeri
pada otot. perawatan paraffin efektif untuk meningkatkan aliran darah, membantu
rehabilitasi atau menghangatkan tubuh, sebelum terapi atau latihan lainnya.
B.
Saran
Dalam
penulisan protap ini masih banyak kekurangan dan kejanggalan, maka untuk itu
saya sangat mengharapkan motivasi dan bimbingan dari Dosen pengajar serta
teman-teman, sehingga dapat saya gunakan sebagai acuan dalam penulisan protap
berikutnya. Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu tersebut dalam praktek
fisioterapi dan bagi para pembaca diharapkan dapat memanfaatkan protap ini
dengan sebaik – baiknya sebagai penambah ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Aras, D., &Ahsaniyah, B. 2017.Sumber Fisis. Physio Sakti: Makassar.
HTTP://DIGILIB.MERCUBUANA.AC.ID/PARAFFINBATH/2015. Diakses 19 Maret 2017
No comments:
Post a Comment