KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan anugrah-Nya penulis
dapat menyelesaikan protap tentang
“Pengukuran Antropometri” ini dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta
salam selalu tercurahkan untuk Rasulullah SAW yang telah menunjukan jalan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Adapun maksud dari pembuatan protap
ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti ujian praktik proses dan pengukuran
fisioterapi di Universitas Hasanuddin Makassar.
Disamping itu, penulis banyak
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu penulis
selama pembuatan protap ini berlangsung sehingga dapat terealisasikan protap
ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga protap ini
dapat bermanfaat dan dapat membantu dalam proses pembelajaran. khususnya dalam
ruang lingkup proses dan pengukuran fisioterapi. Penulis berharap adanya kritik
dan saran terhadap protap ini agar kedepannya dapat diperbaiki. Karena penulis menyadari bahwa protap yang dibuat ini terdapat banyak kesalahan baik penulisan
maupun dalam penyusunannya.
Makassar,
03 Oktober 2018
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran antropometri merupakan
indikasi pertumbuhan yang berkaitan dengan perkembangan seseorang apakah normal
atau tidak terkait dengan status gizi seseorang. Selain itu, antropometri dapat
digunakan untuk menilai atau membandingkan struktur tubuh tertentu,
misalnya antara bagian tubuh kiri dengan
yang kanan apakah sama ( simetris ) atau tidak ( asimetris ).informasi
tersebut, jika didapatkan tidak seperti yang seharusnya maka di curigai
terdapat masalah baik masalah asupan gizi maupun kelainan struktur ( bias
disebabkan oleh bawaan lahir, didapat karena trauma atau penyakit tertentu). Oleh
karena itu pengukuran antropometri penting untuk dilakukan oleh fisioterapis terutama pada bayi,
anak-anak serta pasien-pasien gangguan ortopedi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan antropometri?
2.
Bagaimana cara pengukuran antropometri?
C. Tujuan
1. Memahami
apa yang dimaksud dengan antropometri.
2.
Menjelaskan bagaimana cara pengukuran antropometri.
ANTROPOMETRI
A.
Pengertian
Pengukuran
antropometri merupakan indikasi pertumbuhan yang berkaitan dengan perkembangan
seseorang apakah normal atau tidak terkait dengan status gizi seseorang. Selain
itu, antropometri dapat digunakan untuk menilai atau membandingkan struktur
tubuh tertentu, misalnya antara bagian tubuh
kiri dengan yang kanan apakah sama ( simetris ) atau tidak ( asimetris ). Hubungan
pengukuran antropometri dengan
fisioterapi penting dilakukan untuk menilai pertumbuhan tubuh dan untuk
mengantisipasi kelaianan fisik yang berkaitan dengan gerak dan fungsi gerak
tubuh.
Antropometri adalah pengukuran pada diri
pasien/klien tentang dimensi, komposisi/atau pembengkakan tubuh, termasuk :
berat badan, tinggi badan, lingkar tubuh, panjang anggota, tebal lemak, dan indeks masa tubuh.
Antropometri dalam antropologi fisik
merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia.Konsep
dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri adalah konsep dasar
pertumbuhan.
Pertumbuhan adalah terjadinya perubahan
sel tubuh dalam bentuk pertambahan sel dan pembelahan sel, secara
akumulasi terjadinya perubahan ukuran tubuh. Hanya saja pertumbuhan dalam
pengertian pertambahan sel memiliki batas waktu tertentu. Para pakar
antropometri sepakat bahwa pada umumnya pertumbuhan dalam manusia dalam arti
pertambahan sel akan berhenti pada usia 18-20 tahun, walaupun masih ditemukan
sebelum usia 18 tahun pertumbuhan sudah berhenti, dan sebaliknya setelah usia
20 tahun masih ada kemungkinan pertumbuhan masih berjalan.
Makhluk hidup, termasuk manusia makan
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kebutuhan tubuh akan makanan dapat
dideskripsikan dari fungsi makanan itu
sendiri yaitu :
1. Sumber
tenaga
2. Pertumbuhan
3. Pemeliharaan
Sebagai sumber tenaga adalah
karbohidrat, lemak dan protein dalam urutan yang berbeda sebagai sumber energi.
Pembakaran 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4,1 kalori, protein 41 kalori dan lemak 9 kalori per gramnya.
Namun lemak bukanlah sumber energi utama oleh karena itu untuk metabolism lemak
dibutuhkan kalori yang lebih tinggi untuk Specific Dinamyc Action ( SDA )
nya.Sebagai sumber zat pembangun adalah protein, lemak dan karbohidrat.
Sedangkan sebagai sumber zat pengatur adalah vitamin dan mineral.
Antropometri
dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Antropometri
Statis ( Struktural )
Adalah pengukuran manusia pada posisi diam dan linier
pada permukaan tubuh.
2. Antropometri
Dinamis ( Fungsional )
Adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri
fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan- gerakan
yang mungkin terjadi pada saat manusia tersebut
melaksanakan kegiatannya.
Hal-hal
yang mempengaruhi dimensi antropometri manusia dalah sebagi berikut :
a. Umur
Ukuran tubuh manusia
akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar usia 20 tahun untuk pria dan 17
tahun untuk wanita. Ada kecendrungan berkurang setelah usia 60 tahun.
b. Jenis
kelamin
Pria pada umumnnya
memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.
c. Rumpun
dan suku bangsa
d. Sosial
ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh
Kondisi ekonomi dan gizi juga
berpengaruh terhadap ukuran antropometri meskipun juga bergantung pada kegiatan yang dilakukan.
d. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga
berpengaruh
e. Kondisi waktu pengukuran.
Keunggulan
antropometri :
1. Alatnya
mudah didapat dan digunakan, seperti dacin( timbangan), pita lingkar lengan
atas (meteran), mikrotoa, dan pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri.
2. Pengukuran
dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
3. Pengukuran
bukan hanya dilakukan dengan tenaga professional, juga dapat dilakukan oleh
tenaga lain setelah dilatih.
4. Biaya
relatif murah.
5. Hasilnya
mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
6. Secara
alamiah diakui kebenarannya.
Kelemahan
antropometri
1. Tidak
sensitive, artinnya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat,
serta tidak dapat membedakan kekurangan
zat gizi tertentu seperti zat besi (Fe).
2. Factor
diluar gizi ( penyakit, ginetik dan penurunan gangguan energi ) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengkuran antropometri.
3. Kesalahan
yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan
validitas pengukuran antropometri.
B. Pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri adalah
pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seseorang dengan menggunakan alat ukur tertentu,
seperti timbangan, pengukur tinggi badan, dan pita pengukur ( meteran ).
1.
Jenis-jenis
pengukuran antropometri
a. Berat
Badan (BB)
Berat
badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Berat
badan merupakan parameter antropometri yang sangat labil. Berat badan
menggambarkan jumlah dari protein, lemak air, dan mineral pada tulang. Berat
badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan
pada bayi baru lahir. Berat badan disini digunakan untuk mendiagnosa berat bayi
normal.
b. Tinggi
Badan (TB)
Tinggi
badan merupakan antropometri yang menggambaran keadaan pertumbuhan skeletal.
Pada keadaan normal tinggi badan tubuh seiring dengan pertambahan usia. Tinggi
badan dapat diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua
tangan merapat kebadan,punggung dan pantat menempel pada dinding, dan padangan
diarahkan kedepan. Potongan kayu atau logam bagian dari alat pengukur tinggi
badan digeser, kemudian diturunkan hingga menyantuh bagian atas kepala. Sentuhan
harus diperkuat jika subjek berambut tebal.
c. Lingkar
perut
Pengukuran
lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidakya obesitas
abdominal/sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian
penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus.
d. Lingkar
Pinggang ( Perut ) dan Pinggul
Suatu parameter
yang memberikan banyaknya lemak dalam pinggul menunjukkan ada beberapa
perubahan metabolism, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam
lemak bebas, dibanding dengan banyaknya
lemah bawah kulit pada kaki dan tangan. Suatu studi prospektif
menunjukkan pengukuran lingkar pinggang-pinggul berhubungan dengan rasio
penderita penyakit kardivaskuler.
e. Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas merupakan salah
satu pilihan untuk penentuan status gizi. Lila memberikan gambaran tentang
keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit dan juga mencerminkan
cadangan energi.
f.
Lingkar Kepala
lingkar kepala adalah standar prosedur
dalam ilmu kedokteran anak. Secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan
patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh hidrocephalus
dan mikrocephalus.
g.
Lingkar Dada
pengukuran lingkar dada biasanya
dilakukan pada anak usia 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar
dada sama pada umur 6 bulan, setelah umur ini tulang tengkorak tumbuh
secara lambat dan pertumbuhan dada lebih
cepat.
Umur antara 6 bulan dan 5 tahun, rasio
antara lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini di karenakan
akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan atau kelemahan otot dan lemak
pada dinding dada. Oleh karena itu lingkar dada digunakan untuk melihat apakah
terdapat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan atau kelemahan otot dan lemak
pada dinding dada.
h.
Tinggi Lutut
pengukuran tinggi lutut ini biasanya
diterapkan pada lansia ( manusia lanjut usia) karena pada lansia tidak dapat
berdiri lagi dengan tegak ( bungkuk), sehingga data tinggi badan di dapatkan
dari tinggi lutut.
Data tinggi badan lansia dapat
menggunakan formula atau nomogram bagi orang
yang berusia >59 tahun.
Pria = ( 0,02 X tinggi lutut( cm)) - ( 0,04 X umur (tahun)) +64.19
Wanita = (1.83 X tinggi lutut (cm)) –
(0,24 X umur ( tahun)) + 84.88
i.
Jaringan Lunak
pengukuran yang biasanya di lakukan pada
jaringan otot dan lemak, yang bertujuan untuk mengetahui status gizi di
masyarakat. Lemak subkuutan ( subcutaneous fat) penilaian komposisi tubuh
termasuk untuk mendapatkan informasi dan distribusi lemak dapat dilakukan denga
beberapa metode. Metode yang paling sering dan praktis digunakan adalah
antropometri fisik standar atu jangkaun jepitan 20-40mm, ketelitian 0,1mm,
tekanan konstan 10g/mm2. Jenis alat yang sering digunakan Harpenden
Calipers, alat ini memungkinkan jarum di puutar ke titik nol apabila terlihat
penyimpangan.
2. Indeks Pengukuran Antropometri
a.
Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT atau sering juga disebut indeks quatelet pertama
kali ditemukan oleh seorang ahli matematika Labert Adolphe Jacques quatelet
adalah alat pengukur komposisi tubuh yang paling umum dan sering dilakukan.
Beberapa studi telah mengungkapakan bahwa IMT adalah alat pengukuran yang
berguna untuk mengukur obesitas, dan telah direkomendasikan untuk evaluasi
klinik pada obesitas anak.
Rumus Perhitungan IMT
1)
Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m)2
|
IMT=
2) Bayi
Bayi
di sini definisikan sebagai anak yang berumur 1-12 bulan. Jika mengacu pada
standar WHO, maka berat badan ideal usia 3 bualn sekitar 5,1 kg sampai 8,0 kg.
Berat Badan Lahir (dalam gram) +
(usia x BB gram)
|
3)
BBI = 2 n + 8
|
Ket : n = menyatakan umur ( bulan,
tahun )
Batas ambang IMT ditentukan dengan
merujuk ketentuan FAO /WHO, yang membedakan ambang batas untuk
laki-laki dan perempuan. Batas ambang laki-laki adalah 20,1 - 25,0 dan untuk
perempuan 18,7 - 23,8.
Tabel
katagori nilai ambang batas IMT di Indonesia
Klasifikasi
|
IMT
|
Kekurangan berat badan
|
< 18.50
|
Sangat terlalu kurus
|
< 16.00
|
Terlalu kurus
|
16.00 – 16.99
|
Agak terlalu kurus
|
17.00
– 18.49
|
Berat normal
|
18.50
– 24.99
|
Terlalu berat
|
≥
25.00
|
Pre- obesitas
|
25.00 – 29.99
|
Obesitas
|
≥ 30.00
|
Obesitas kelompok 1
|
30.00 – 34.99
|
Obesitas kelompok 2
|
35.00 – 39.99
|
Obesitas kelompok 3
|
≥ 40.00
|
Tabel
katagori nilai ambang batas BBI
Umur
|
Berat (dalam gram)
|
Tinggi (dalam cm)
|
||
Standard
|
80% Standard
|
Standard
|
80% Standard
|
|
Lahir
|
3.400
|
2.700
|
50,5
|
40,40
|
1 Bulan
|
4.300
|
3.400
|
55,0
|
44,00
|
2 Bulan
|
5.000
|
4.000
|
58,0
|
46,40
|
3 Bulan
|
5.700
|
4.600
|
60,0
|
48,00
|
4 Bulan
|
6.300
|
5.000
|
60,5
|
48,40
|
5 Bulan
|
6.900
|
5.500
|
64,5
|
51,60
|
6 Bulan
|
7.400
|
5.900
|
66,0
|
52,80
|
7 Bulan
|
8.000
|
6.400
|
67,5
|
54,00
|
8 Bulan
|
8.400
|
6.700
|
69,0
|
55,20
|
9 Bulan
|
8.900
|
7.100
|
70,5
|
56,40
|
10 Bulan
|
9.300
|
7.400
|
72,0
|
57,60
|
11 Bulan
|
9.600
|
7.700
|
73,5
|
58,80
|
12 Bulan
|
9.900
|
7.900
|
74,5
|
59,60
|
1 tahun 3 bulan
|
10.600
|
8.500
|
78,0
|
62,40
|
1 tahun 6 bulan
|
11.300
|
9.000
|
81,5
|
65,20
|
1 tahun 9 bulan
|
11.900
|
9.500
|
84,5
|
67,60
|
2 tahun 0 bulan
|
12.400
|
9.900
|
87,0
|
69,60
|
2 tahun 3 bulan
|
12.900
|
10.300
|
89,5
|
71,60
|
2 tahun 6 bulan
|
13.500
|
10.800
|
92,0
|
73,60
|
2 tahun 9 bulan
|
14.000
|
11.200
|
94,0
|
75,20
|
3 tahun 0 bulan
|
14.500
|
11.600
|
96,0
|
76,80
|
3 tahun 3 bulan
|
15.000
|
12.000
|
98,0
|
78,40
|
3 tahun 6 bulan
|
15.500
|
12.400
|
99,5
|
79,60
|
3 tahun 9 bulan
|
16.000
|
12.800
|
101,5
|
81,20
|
4 tahun 0 bulan
|
16.500
|
13.200
|
103,5
|
82,80
|
4 tahun 3 bulan
|
17.000
|
13.600
|
105,0
|
84,00
|
4 tahun 6 bulan
|
17.400
|
13.900
|
107,0
|
85,60
|
4 tahun 9 bulan
|
17.900
|
14.300
|
108,0
|
86,40
|
5 tahun 0 bulan
|
18.400
|
14.700
|
109,0
|
87,20
|
Dari tabel di atas dapat dilihat, misalnya
untuk bayi usia 10 bulan, tinggi standarnya adalah 72 cm. Variasinya, ia boleh
lebih 2 cm atau kurang 2 cm dari 72, minimal 70 maksimal 74. Setelah diperoleh
angka tinggi standar, kita akan lihat berapa berat badan anak standar
normalnya, yakni 9,3 kg. Ini adalah berat badan standar ideal.
b. WHR ( Waist to Hip Ratio) atau Rasio lingkar
pinggang-pinggul
Tujuan pengukuran
lingkar pinggang-pinggul adalah untuk mengetahui resiko tinggi terkena penyakit
DM II, kolesterol, hipertensi, dan jantung. Alat ukur yang digunakan adalah
pita meter.
Untuk memperoleh ukuran
linggar pinggang, tentukan terlebih dahulu
bagian terbawah lengkung aorta dan Krista iliaka. Lingkar pinggang
diukur melalui titik pertengahan antara kedua lengkung ini mengelilingi perut
yang sejajar dengan tanah, sementara subjek berdiri tegak dengan kaki di
regangkan selebar kira-kira 25-30cm.
Rumus Perhitungan WHR
W (lingkar pinggang)
HR (lingkar pinggul)
|
WHR
=
Tabel Standar WHR Untuk Laki-laki
dan Perempuan
Jenis kelamin
|
Kelompok umur
|
Resiko
|
|||
Rendah
|
Sedang
|
Tinggi
|
Sangat tinggi
|
||
Pria
|
20-29
|
<
0,83
|
0,83-0,88
|
0,89-0,94
|
>
0,94
|
30-39
|
<
0,84
|
0,84-0,91
|
0,92-0,96
|
>
0,96
|
|
40-49
|
<
0,88
|
0,88-0,95
|
0,96-1,00
|
>
1,00
|
|
Wanita
|
20-29
|
<
0,71
|
0,71-0,77
|
0,78-0,82
|
>
0,82
|
30-39
|
<
0,72
|
0,72-0,78
|
0,79-0,84
|
>
0.84
|
|
40-49
|
<
0,73
|
0,73-0,79
|
0,80-0,87
|
>
0,87
|
c. Standar Persentase LILA
1.
Laki-laki : 29,3 cm
Hasil
Lila(pengukuran)
Standar Lila(jenis
kelamin)
|
LILA=
X 100%
Tabel Interpretasi status gizi berdasarkan
persentase LILA
Klasifikasi
|
%
LILA
|
Obesitas
|
>120
|
Overweight
|
110 – 120
|
Normal
|
90 - 110
|
underweight
|
<
90
|
DAFTAR
PUSTAKA
Aras, Djohan. 2017.
Proses dan Pengukuran Fisioterapi. Makassar : CV. Physo Sakti
Wicaksono, Arief. 2017.
Pengukuran Atropometri Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jambi. Di ambil dari:
http://www.academia.edu/35967774/PENGUKURAN_ANTROPOMETRI_MAHASISWA_FAKULTAS_KESEHATAN_MASYARAKAT_UNIVERSITAS_JAMBI_TAHUN_2017 ( 03 Oktober
2018)
Antropometri Indonesia. 2017. Pengantar
Antropometri. Di ambil dari:
http://antropometriindonesia.org/index.php/detail/sub/2/7/0/pengantar_antropometri ( 03 Oktober
2018)
Zohri, Muh.Syaiful..
2011. Antropometri pada Anak. Di ambil dari:
http://kangsaipul.blogspot.com/2011/10/antropometri-pada-anak.html
( 03 oktober 2018)
No comments:
Post a Comment