KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan anugrah-Nya penulis dapat
menyelesaikan protap tentang “Model Pemeriksaan
Fisioterapi CHARTS” ini dalam waktu yang telah ditentukan.Sholawat serta salam
selalu tercurahkan untuk Rasulullah SAW yang telah menunjukan jalan kepada kita
jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah
terbesar bagi seluruh alam semesta.
Adapun maksud dari pembuatan protap
ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti ujian praktik proses dan pengukuran
fisioterapi di Universitas Hasanuddin Makassar.
Disamping itu, penulis banyak
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu penulis
selama pembuatan protap ini berlangsung sehingga dapat terealisasikan protap
ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga protap
ini dapat bermanfaat dan dapat membantu dalam proses pembelajaran. khususnya
dalam ruang lingkup proses dan pengukuran fisioterapi. Penulis berharap adanya
kritik dan saran terhadap protap ini agar kedepannya dapat diperbaiki. Karena penulis menyadari bahwa protap yang dibuat ini terdapat banyak kesalahan baik penulisan
maupun dalam penyusunannya.
Makassar,
04 Oktober 2018
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CHARTS adalah suatu model pemeriksaan fisioterapi
yang antara lain dikembangkan oleh Howard W. Makofsky dalam buku Spinal Manual
Therapy tahun 2002. Model pemeriksaan CHARTS dapat mewakili dari seluruh ciri
pemeriksaan fisioterapi yang sedemikian banyak dan dalam pemeriksaannya efisien
dan efektif serta akurat dalam mengungkap masalah fisioterapi sehingga tampak
sebuah model yang relatif membentuk suatu teknologi fisioterapi yang cermat dan
dapat dimengerti oleh seluruh fisioterapis ketika mendalami hakekat dari sistem
CHARTS tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
saja makna-makna yang terkandung dalam akronim CHARTS?
2. Bagaimana
cara melakukan komponen C dan H?
3. Bagaimana
cara melakukan komponen A?
4. Bagaimana
cara melakukan komponen R?
5. Bagaimana
cara menyusun komponen T?
6. Bagaimana
cara melakukan komponen S?
C. Tujuan
1. Memahami
hakekat model pemeriksaan fisioterapi. CHARTS serta makna-makna dan aplikasi
CHARTS dalam proses fisioterapi
2. Menjelaskan
makna-makna yang terkandung dalam akronim CHARTS
MODEL PEMERIKSAAN FISIOTERAPI CHARTS
A.
Pengertian
CHARTS adalah
suatu model pemeriksaan fisioterapi yang antara lain dikembangkan oleh Howard
W. Makofsky dalam buku Spinal Manual therapy tahun 2003 seorang fisioterapis
sebagai asisten professor di New York institute of Tecnology dan beliau aktif
diberbagai universitas dan teknologi kesehatan di berbagai Negara bagian di
Amerika. CHARTS merupakan akronim singkatan dari tinndakan fisioterapi yang
mengusung makna yang akan di ungkap dari sebuah kondisi patofisiologi terapan
fisioterapi.
B.
Makna
Akronim CHARTS
Adapun makna akronim CHARTS tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
C
( Chief of Complaint)
Yaitu
merujuk tentang keluhan utama yang pertama kali diucapkan oleh seorang
penderita ketika fisioterapis melakukan awal anamnesis. Keluhan utama tersebut
merupakan simpulan akumulasi dari perasaan yang terkait dengan gejala yang
dirasakan penderita.
Contoh:
apa keluhan utama yang anda rasakan saat ini ?
2.
H
( History Taking )
Adalah
uraian secara singkat dari seluruh masalah yang dirasakan dan atau yang dialami
oleh penderita. Untuk mengetahui urain tersebut maka fisiterapi melakukan
assessment atau pemeriksaan berupa wawancara/anamnesis yang sistematis dan
terukur. Dalam melakukan pemeriksaan
assessment terdiri dari dua yaitu:
a.
Anamnesa umum
Contoh
:
1)
Nama :
2)
Umur :
3)
Jenis kelamin :
4)
Status :
4) Agama :
5)
Pekerjaan :
6)
Hobi :
7) Alamat :
b.
Anamnesa Khusus
contoh :
1) Sejak
kapan terjadi keluhan ?
2) Mengapa
bisa terjadi ?
3) Bagaimana
proses terjadinya?
4) Gerakan
apa saja yang dapat meringankan dan atau meningkatkan keluhan?
5) Bagaimana
keadaan tidur, makan, BAB, BAK anda?
6) Sudahkah
anda berobat ke dokter dengan kondisi atau masalah yang sekarang dialami ?
7) Bagaimana
perasaan anda setelah minum obat ?
8) Apakah
sudah di foto rontgen, bagaimana hasilnya menurut dokter ?
9) Apakah
sudah periksa lab, bagaimana hasilnya menurut dokter?
10) Apa
pendapat anda setelah mengalami sakit ini ?
11) Bagaimana
perhatian keluarga dan teman-teman anda setelah anda mengalami sakit ini ?
12) Apa
masih ada keluhan lain yang anda rasakan ?
3.
A
( Assymetry )
Adalah
untuk mengetahui dan memahami bentuk model dan bangunan fisik/jaringan yang
letak dan topiknya tidak simetris berkaitan dengan adanya perubahan
patofisiologi fisik karena gangguan gerak dan fungsi gerak tertentu.
Adapun tehnik yang digunakan dalam
assymetry ini adalah :
a.
Observasi/inspeksi
Adalah melihat
dan atau membandingkan bentuk bangunan dan posisi kondisi fisik .
Dalam observasi/ dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
1) Inspeksi
Statis ( diam )
yaitu
dengan cara memperhatikan dan atau membandingkan bentuk bangunan dan kondisi
fisik penderita, baik dari sisi depan,samping maupun belakang.
Contoh:
a) Dilihat
dari sisi depan, bagaimana mimik muka penderita, tinggi bahu,dan lain-lain.
b) Dilihat dari sisi samping, apakah ada lordosis
atau kiposis.
c) Dilihat dari sisi belakang, apakah ada
skoliosis.
2) Inspeksi Dinamis (bergerak)
yaitu
dengan cara memperhatikan dan atau membandingkan bentuk bangunan dan kondisi
fisik penderita,dengan cara mengintruksikan gerak dan fungsi gerak dasar.
Contohnya, angkat tangan, angkat kaki, tekuk lutut dan lain-lain.
3) Inspeksi Tes Orientasi
yaitu dengan
cara memperhatikan dan atau membandingkan bentuk bangunan dan kondisi fisik
penderita dengan cara mengintruksikan gerak dan fungsi gerak yang ada maksud
dan tujuannya. Contohnya penderita gangguan pada shoulder, diinstruksikan
gerakan menyisir, ambil dompet,dan lain-lain.
b.
Palpasi
Adalah teknik yang dilakukan dengan cara meraba pada suatu
bentuk bangunan dan posisi serta keadaan yang terkait dengan perubahan
patofisilogi tertentu. Misalnya oedema, suhu, kontur kulit, titik nyeri dan
lain-lain.
c. Melakukan pemeriksaan gerak fungsi dasar (
PGFD)
Adalah model
pemeriksaan fungsi dasar yang merujuk pada pemeriksaan system musculoskeletal
yang bertujuan untuk mengungkap makna :
1) Pemeriksaan gerak aktif
Untuk mengetahui
kualitas tulang atau sendi, otot dan saraf. Contoh apakah ada keterbatasan
lingkup gerak sendi (ROM), nyeri gerak.
2) Pemeriksaan pasif
Untuk mengungkap kualitas tulang dan
sendi serta kualitas otot dan tendon dalam posisi memanjang. Contoh untuk
mengetahui andfeel dari gerakan tersebut, apakah soft andfeel, hard andfeel
atau elastic.
3) Pemeriksaan ressisted atau isometrik melawan
tahanan
untuk mengungkap kualitas
muskulotedinogen yang biasa dikenal dengan tes provokasi. Contoh untuk
mengetahui apakah ada kelainan pada otot, tendon dan tulang.
4.
R ( restritif)
Adalah untuk
mengungkap makna tentang berbagai jenis limitasi yang dialami oleh penderita
berkaitan dengan patofisilogi tertentu.
a. Limitasi lingkup gerak sendi (ROM)
Hal tersebut
sudah terdeteksi melalaui periksaan fungsi gerak dasar, namun perlu di ketahui
lebih lanjut regio dan arah limitasi gerakan yang dimaksud.
b. Limitasi ADL
Untuk
mengungkap makna gerakan ADL apa yang mengalami limitasi yang berkaitan dengan
perubahan patofisiologi tertentu pada region tertentu. contoh limitasi ADL
Makan,minum, aktivitas kamar mandi dan lain-lain.
c. Limitasi pekerjaan
Mengungkap makna
apakah pekerjaan yang di tekuni penderita saat ini mengalami gangguan akibat
perubahan patofisiologi tertentu. Contoh seorang guru dengan keluhan di daerah pergelangan tangan
karena CTS.
d. Limitasi rekreasi
Mengungkap
makna apakah hobi dan atau rekreasi penderita tersebut mengalami keterbatasan
karena perubahan patofisiologi tersebut. Seorang dengan hobi main bola
mengalami sprain ankle.
5.
T
( Tissue Impairment and Psychogenik Prediction )
Mengungkap
makna tentang memprediksi jaringan apa yang mengalami gangguan, jenis
ganggguannya, aktualitas gangguannya, serta factor penyebabnya dan juga
berkaitan dengan apakah ada gangguan
psikosomatis yang berkaitan atau tidak dengan diagnostic klinik dari dokter
pada penderita yang mengalami perubahan patofisiologi tertentu.
Berdasarkan
interpretasi C,H,A,dan R yang telah dilakukan sebelumnya dapat diprediksikan
tentang komponen jaringan apa yang mengalami gangguan atau kelemahan yang
mempengaruhi gerak tubuh dan fungsi gerak penderita.
Contoh dari T adalah :
a. Muskulotendinogen
Yaitu
berhubungan dengan gangguan otot dan
tendon ( muscle weakness, atropi, kontraktur dan lain-lain).
b. Osteoarthrogen
Yaitu
berhubungan dengan gangguan tulang dan sendi ( intraarticular joint stiffness,
degenerative)
c.
Neurogen
Yaitu
berhubungan dengan gangguan saraf ( LBP)
d. Physicogen
Yaitu berhubungan
dengan gangguan psikis atau mental penderita.
6.
S
( spesifik test ) atau pemeriksaan spesifik FT
Yaitu
pemeriksaan terminal dari berbagai pemeriksaan- pemeriksaan fisioterapi yang
bersifat spesifik atau khusus yang akan mengungkap dan memperjelas makna dari
berbagai ungkapan prediksi yang di temukan di T ( tissue impairment and psycogenik
prediction).
Contoh dari spesifik
test :
a. MMT(
Manual Muscle Testing), digunakan untuk menilai kekuatan otot
Nilai
|
Definesi
|
0
|
Tidak
ada kontraksi dan tidak ada gerakan
|
1
|
Ada
sedikit kontraksi dan ada sedikit gerakan
|
2
|
Kontraksi
otot mulai nyata, ada gerakan, full ROM, tetapi tidak bias melawan gravitasi
bumi.
|
3
|
Ada
gerakan, full ROM, mampu melawan gravitasi bumi, tetapi tidak bisa melawan
tahanan.
|
4
|
Ada
gerakan, full ROM, mampu melawan gravitasi bumi, dan mampu melawan tahanan
secara minimal.
|
5
|
Ada
gerakan, full ROM, mampu melawan gravitasi bumi, dan mampu melawan tahanan
secara maksimal ( normal ).
|
Table penilaian
kekuatan otot
b. Tes
ROM ( Ring of Motion) baik pasif maupun aktif, digunakan utuk mengukur luas
lingkup gerak sendi.
c. Tes
Indeks Barthel, digunakan untuk menialai kemampuan dari ADL
No
|
Kriteria
|
Dengan bantuan
|
Mandiri
|
1
|
Makan
|
5
|
10
|
2
|
Aktivitas toilet
|
5
|
10
|
3
|
Berpindah dari kursi roda ke
tempat tidur, dan sebaliknya termasuk duduk di tempat tidur.
|
5-10
|
15
|
4
|
Kebersihan diri, mencuci muka,
menyisir rambut, menggosok gigi.
|
0
|
5
|
5
|
Makan
|
0
|
5
|
6
|
Berjalan di permukaan datar
|
10
|
15
|
7
|
Naik turun tangga
|
5
|
10
|
8
|
Berpakaian
|
5
|
10
|
9
|
Mengontrol defekasi
|
5
|
10
|
10
|
Mengontrol berkemih
|
5
|
10
|
Total
|
100
|
Table
indeks barthel
Penilaian:
0-20
: ketergantungan
21-61 : ketergantungan berat atau sangat
tergantung
62-90
: ketergantungan berat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri
d. Tes
tonus otot dengan Skala Ashworth
Nilai
|
Definesi
|
0
|
Tidak
ada peningkatan tonus
|
1
|
Ada
sedikit peningkatan tonus yang ditandai dengan adanya tahanan minimal pada
akhir gerakan.
|
1+
|
Ada
sedikit peningkatan tonus yang ditandai dengan adanya tahanan minimal setelah
melewati setengah ROM.
|
2
|
Ada
tanda yang lebih tinggi dalam peningkatan tonus yang ditandai dengan
kesulitan menggerakan pasif tetapi masih mudah bergerak pada beberapa bagian.
|
3
|
Ada
tahanan yang kuat sehingga sulit bergerak karena peningkatan tonus yang
sangat tinggi
|
4
|
Terjadi
regiditas dan tidak dapat digerakan.
|
Tabel parameter
Skala Ashworth
e. Tes kecemasan HARS (Hamilton Anxietas Rating Scale),
digunakan untuk mengukur kondisi psikis.
No
|
Komponen penilaian
|
Yang dinilai
|
Sistim penilaian/scoring
|
1
|
Perasaan cemas
|
Cemas
|
0=
tidak ada gejala
|
Takut
|
1=
ringan (satu gejala)
|
||
Mudah
tersinggung
|
2=
sedang ( satu atau dua gejala)
|
||
Firasat
buruk
|
3= berat( lebih dua gejala)
|
||
2
|
Ketegangan
|
Lesu
|
4=
sangat berat ( semua gejala)
|
Tidur
tidak tenang
|
|||
Gemetar
|
|||
Gelisah
|
|||
Mudah
terkejut
|
|||
Mudah
menangis
|
|||
3
|
Ketakutan
pada
|
Gelap
|
|
Ditinggal
sendiri
|
|||
Orang
asing
|
|||
Binatang
besar
|
|||
Keramain
lalu lintas
|
|||
Kerumunan
orang banyak
|
|||
4
|
Gangguan
tidur
|
Sukar
tidur
|
0=
tidak ada gejala
|
Terbangun
malam hari
|
1=
ringan (satu gejala)
|
||
Tidak
puas, bangun lesu
|
2=
sedang ( satu atau dua gejala)
|
||
Sering
mimpi buruk
|
3= berat( lebih dua gejala)
|
||
Mimpi
menakutkan
|
4=
sangat berat ( semua gejala)
|
||
5
|
Gangguan
kecerdasan
|
Daya
ingat buruk
|
|
6
|
Perasaan
depresi
|
Kehilangan
minat
|
|
Sedih
|
|||
Bangun
dini hari
|
|||
Berkurangnya
kesenangan pada hobi
|
|||
Perasaan
berubah-ubah sepanjang hari
|
|||
7
|
Gejala
somatic
|
Nyeri
otot kaki
|
|
Kedutan
otot
|
|||
Gigi
gemertak
|
|||
Suara
tidak stabil
|
|||
8
|
Gejala
sensorik
|
Tinnitus
|
|
Penglihatan
kabur
|
|||
Muka
merah dan pucat
|
|||
Merasa
lemas
|
|||
Perasaan
di tusuk-tusuk
|
|||
9
|
Gejala
kardiovaskular
|
Tachikardi
|
|
Berdebar-debar
|
|||
Nyeri
dada
|
|||
Denyut
nadi mengeras
|
|||
Rasa
lemas seperti mau pingsan
|
|||
Detak
jantung hilang sekejap
|
|||
10
|
Gejala
pernapasan
|
Rasa
tertekan di dada
|
|
Rasa
tercekik
|
|||
Mersa
napas pendek atau sesak
|
|||
Sering
menarik napas panjang
|
|||
11
|
Gejala
saluran pencernaan makan
|
Sulit
menelan
|
|
Mual,
muntah
|
|||
Enek
|
|||
Konstipasi
|
|||
Perut
melilit
|
|||
Defekasi
lembek
|
|||
Gangguan
pencernaan
|
|||
Nyeri
lambung sebelum dan sesudah makan
|
|||
Rasa
panas di perut
|
|||
Berat
badan menurun
|
|||
Perut
terasa panas atau kembung
|
|||
12
|
Gejala
urogenital
|
Sering
kencing
|
0=
tidak ada gejala
|
Tidak
dapat menahan kencing
|
1=
ringan (satu gejala)
|
||
13
|
Gejala
vegetative /otonom
|
Mulut
kering
|
2=
sedang ( satu atau dua gejala)
|
Muka
kering
|
3= berat( lebih dua gejala)
|
||
Mudah
berkeringat
|
4=
sangat berat ( semua gejala)
|
||
Sering
pusing atau sakit kepala
|
|||
Bulu
roma berdiri
|
|||
14
|
Perilaku
sewaktu wawancara
|
Gelisah
|
|
Tidak
tenang
|
|||
Jari
gemetar
|
|||
Mengerutkan
dahi atau kening
|
|||
Muka
tegang
|
|||
Tonus
otot meningkat
|
|||
Napas
pendek dan cepat
|
|||
Muka
merah
|
Tabel
skala kecemasan HARS (Hamilton Anxietas Rating Scale)
Keterangan :
Skor < 6 = tidak ada kecemasan
Skor 6-14
= kecemasan ringan
Skor 15-27
= kecemasan sedang
Skor >27
= kecemasan berat
DAFTAR PUSTAKA
Aras, Djohan. 2017.
Proses dan Pengukuran Fisioterapi. Makassar : CV. Physo Sakti
Mirzal, Tawi . 2012.
Pengukuran Tingkat Kecemasan. Di ambil dari : https://syehaceh.wordpress.com/2012/08/03/pengukuran-tingkat-kecemasan
(4 Oktober 2018)
Nugroho, Nugie. 2009. Pemeriksaan khusus
Pada Fisioterapi. Di ambil dari:
http://ortotik-prostetik.blogspot.com/2009/04/pemeriksaan-khusus-pada-fisioterapi.html ( 4 Oktober
2018)
No comments:
Post a Comment